Review & Sinopsis Extraordinary Attorney Woo, Pengacara Istimewa nan Baik Hati
Namaku memiliki arti jimat keberuntungan yang secantik bunga. Namun, ada arti lain, 'bodoh' dan 'pintar.' Sepertinya, itu lebih cocok untukku.
Bukan hal yang mudah bagiku untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Bukan hal yang mudah untuk bersosialisasi dengan orang sekitar. Bukan hal mudah untuk menjelaskan apa yang aku rasakan. Bahkan, aku tidak paham cara mengekspresikan apa yang aku rasakan.
Semua orang memandangku aneh. Semua punya tatapan mata yang sama, seolah aku adalah manusia yang paling berbeda di antara lainnya. Memang betul. Aku memang berbeda. Aku adalah Woo Young Woo.
Pengacara di firma hukum Hanbada yang memiliki gangguan spektrum autisme. Iya, aku adalah pengacara autis pertama di Korea Selatan.
WARNING! Artikel mengandung spoiler.
- Tayangan: Netflix (link nonton Extraordinary Attorney Woo)
- Genre Film: Law, Romance, Life, Drama
- Tanggal Rilis: Juni 2022
- Jumlah Episode: 16
- Durasi Per Episode: 1 jam
- Pemain: Park Eun Bin (Woo Young Woo), Kang Tae Oh (Lee Joon Ho), Kang Ki Young (Jung Myung Seok), Joo Jong Hyuk (Kwon Min Woo), Ha Yoon Kyung (Choi Soo Yeon)
Sinopsis
Tok..Tok..Tok
Aku mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan calon atasanku. Setelah dipersilakan masuk, aku membuka pintunya perlahan. Sebelum masuk, aku selalu menghitung mundur menggunakan lima jari yang terkatup satu persatu setelah ku hitung.
Lima..
Empat..
Tiga..
Dua..
Satu..
Jika sudah selesai, barulah aku memasuki ruangan sebagai pertanda bahwa aku siap dengan suasana di ruangan yang asing bagiku. Begitulah caraku beradaptasi dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Merepotkan bagi yang lain, tapi ini sangat membantuku.
"Ada keperluan apa?" Tanya calon atasanku, Jung Myung Seok ketika aku mulai berjalan menghampiri ke arah meja kerjanya.
"Aku Woo Young Woo, pengacara baru di Firma Hukum Handaba." Saat ini aku sungguh menahan diri untuk tidak membicarakan paus. Aku melihat ke arah Pengacara Jung dengan tatapan yang bingung. Tapi sepertinya dia lebih bingung dariku.
"Ah, pengacara baru datang hari ini? Aku lihat resumenya dulu."
Dia sibuk mencari amplop coklat berisi resumeku. Setelah menemukannya, dia membacanya dengan teliti. Tapi uniknya ada sebuat catatan kecil berwarna kuning di bagian ujung kertasnya. Entah itu catatan apa, tapi sepertinya itu dari CEO Hanbada.
Lalu, aku sadar bahwa resume yang ia lihat hanya ada satu lembar. Seharusnya ada dua lembar, dan lembar kedua adalah catatan khusus gangguan spektrum autisme. Mendengar penjelasan tentang resume lembar kedua, Pengacara Jung langsung keluar dari ruangan. Ia bilang mau bertemu dengan CEO.
Merasa canggung dengan kepergian Pengacara Jung, aku pun menunggunya dengan dua calon rekan kerjaku lainnya. Beruntunglah salah satu calon rekan kerjaku adalah teman saat kuliah dulu, jadi kami sudah saling mengenal meski belum begitu akrab.
Cukup lama menunggu Pengacara Jung, akhirnya ia kembali ke ruangannya. Dua rekan kerjaku lainnya juga sudah mulai meninggalkan kantor Pengacara Jung, tapi aku masih ditahan di sini. Ia memintaku untuk menangani satu kasus sebagai tes bahwa aku adalah pengacara yang layak.
Kasus inilah yang akan menentukan apakah aku akan lanjut menjadi pengacara di Hanbada atau tidak. Oke, aku akan coba fokus meskipun sesekali aku teringat paus. Paus bisa membuatku lebih merasa aman dan tenang. Maka dari itu, terkadang aku tak tahan untuk berceloteh tentang paus.
Sayangnya, tidak ada yang mau berbicara tentang paus denganku. Bahkan ada peraturan "dilarang membicarakn paus." Ah.. sungguh tidak asyik sekali.
Tetapi semua itu berubah ketika aku bertemu Junho di kasus pertamaku ini. Hanya dia satu-satunya orang yang mau mendengarkan celotehanku dengan paus. Bahkan, ia juga sedikitnya tahu tentang paus. Itu menambahkan rasa semangat!
Jadi, setiap kasus yang aku tangani biasanya Junho akan menemani dan mengantarku dari satu tempat ke tempat lainnya. Selama itu, aku senang berbicara soal paus. Sayangnya, Junho bilang agak kurang menyenangkan hanya membicarakan paus setiap kali bertemu.
Baca Juga: Review Drakor The Good Detective
Akhirnya, ia mengusulkan untuk ngobrol khusus tentang paus saat jam makan siang saja. Sejak itu, kami pun sering makan siang bersama. Sejak saat itu pula kami saling mempunyai rasa ketertarikan khusus antara pria-wanita dewasa.
Tetapi aku sadar, mungkin aku tidak akan bisa menikah dengan kondisiku sendiri. Apalagi Junho adalah pria tampan dambaan banyak wanita. Inilah masalah percintaanku untuk pertama kalinya.
Belum lagi ditambah masalah berbagai kasus yang aku tangani. Ada kasus hak cipta, dugaan pembunuhan yang dilakukan seorang pria autisme, perebutan harta warisan, dugaan penculikan anak, dan yang puncaknya adalah pencurian data pelanggan secara online.
Kasus terakhir cukup membuatku sakit kepala karena di situlah aku harus berhadapan dengan ibu kandungku. Wanita yang hanya melahirkanku tanpa mau membesarkanku. Wanita yang hanya menitipkanku kepada ayah dan tak mau bertemu lagi dengan kami berdua.
Aku tidak tahu harus merasa bersyukur atau sedih. Jujur saja, semenjak masuk Hanbada, hidupku berubah. Aku bisa merasakan berbagai emosi, sedih, kecewa, marah, hingga jatuh cinta. Aku menghadapi semua masalah dan merasa memang sudah tumbuh sebagai wanita dewasa. Aku suka kerja di Hanbada.
Setiap Kasus yang Membawa Pelajaran Berharga
Heartwarming. Satu kata yang sangat cocok untuk drakor Extraordinary Attorney Woo. Ini bukan drama yang serius amat dengan intrik politik atau kasus jelimet. Sebaliknya, drama ini membawa kasus yang menurutku simpel dan mungkin sering terjadi di sekitar kita.
Kasus yang menurutku unik dan penuh makna adalah perebutan hak cipta. Kali ini Woo Young Woo harus membela pihak yang bersalah, menjiplak karya orang lain. Di sini Young Woo cukup tertekan.
Di satu sisi dia harus memenangkan kasus demi performa kerjanya. Di sisi lain, dia juga tidak sampai hati untuk mengalahkan lawannya padahal si lawan memang benar. Bahkan yang paling menyelekit adalah ketika sang lawan bertanya..
"Apa kau hanya ingin menjadi pengacara kompeten yang hanya menang di pengadilan, atau pengacara terhormat yang mengungkap kebenaran?"
Sungguh ini menjadi tamparan keras untuk siapa pun. Terkadang sebagai manusia, kita hanya ingin menang tanpa peduli dengan kebenaran yang ada.
Ada lagi satu kasus favorit untukku, yaitu dugaan penculikan anak. Ceritanya, ada seorang pria membawa anak-anak ke area pegunungan saat jam belajar. Pria itu namanya Bang Gu Ppong, anak dari seorang pemilik tempat les ternama di Korea.
Bang Gu Ppong di sini membawa para anak-anak yang les untuk bermain di gunung. Dia tidak melakukan apapun pada anak-anak itu. Dia hanya mengajak anak-anak berlarian, kejar-kejaran, main tebak-tebakan, makan ubi bakar, dan hal menyenangkan lainnya yang bikin para anak ini betah.
Tapi sayangnya, orang tua menganggap itu adalah penculikan sehingga Bang Gu Ppong pun diadili. Uniknya, di sini Bang Gu Ppong punya tujuan sendiri. Dia hanya ingin menyadarkan para orang tua bahwa anak juga butuh bermain, bukan belajar terus menerus hingga menyita waktu istirahat dan bermain mereka.
Kasus ini jadi tamparan keras untuk para orang tua yang terobsesi untuk memiliki anak yang selalu ranking satu di sekolah dalam pelajaran apapun itu. Mereka tidak menyadari masa kecilnya terenggut hanya untuk belajar tanpa bermain. Alhasil, anak jadi stres.
Bang Gu Ppong hanya ingin membebaskan anak dari rasa tertekan karena belajar. Dia hanya ingin anak tetap bahagia, sehat dan terus bermain. Ada waktunya bermain dan ada waktunya belajar. Ini potret kehidupan anak-anak di Korea Selatan, mungkin juga terjadi di Indonesia. Miris banget sih.
Diskriminasi Terhadap Kaum Minoritas
Autisme menjadi higlight utama yang ditampilkan dalam drakor ini. Di sini digambarkan secara jelas bagaimana society memandang rendah dan aneh terhadap orang seperti Woo Young Woo. Bahkan, Young Woo juga sering mengalami diskriminasi karena autismenya ini.
Dia dianggap kurang layak menjadi pengacara. Bahkan, hubungannya dengan Junho pun ditentang oleh banyak pihak, utamanya dari keluarga Junho. Mereka beranggapan bahwa orang seperti Woo Young Woo harus selalu dijaga dan itu merepotkan.
Bahkan, tak jarang Young Woo juga kurang mendapatkan kepercayaan dari orang sekitar. Ternyata hal ini enggak cuma digambarkan dari karakter Young Woo. Ada kasus dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh pengidap autisme yang memukuli kakaknya sendiri.
Setelah diselidiki, ternyata dia bukan memukuli kakaknya karena ingin membunuh, tapi dia panik dan saat tahu kakaknya berusaha bunuh diri. Yang lebih menyebalkannya lagi adalah, orang tuanya pun tidak percaya dengan sang anak dan menganggapnya sebagai kriminal.
Baca Juga: Review Drakor Ghost Doctor
Miris banget rasanya. Sepertinya sulit sekali untuk orang seperti Young Woo menjelaskan tentang dirinya. Bukannya dia tidak mau, tapi tidak ada yang benar-benar peduli. Itu masalahnya.
Kalau aku melihatnya, semua kasus ini menunjukkan diskriminasi dengan cara yang berbeda. Intinya, jika kamu punya pikiran atau tindakan yang berbeda dari kebanyakan orang maka kamu bersalah.
Seperti kasus Bang Gu Ppong, dia punya prinsip yang berbeda dari kebanyakan orang dewasa sehingga dia dianggap pelaku kriminal. Seorang autisme dianggap sebagai pembunuh kakaknya sendiri, padahal kakaknya lah yang bunuh diri.
Jadi, aku bertanya-tanya, apa makna dari orang dewasa sesungguhnya? Kenapa orang dewasa hanya men-judge dari apa yang ingin ia percayai tanpa melihat perspektif dan kemungkinan lainnya?
Ini jadi pelajaran yang bagus untuk instropeksi diri, mungkin aku juga pernah mendiskriminasi seseorang tanpa disengaja. Bagaimana menurutmu?
Kwon Min Woo, Karakter Paling Realistis
Meski terlihat simpel dan terkesan dekat dengan kehidupan sehari-hari, nyatanya ada beberapa hal yang membuatku merasa kurang realistis. Menurutku, karakter Young Woo ini beruntung berada di lingkungan yang hampir semuanya mendukung dan bersikap baik padanya.
Hanya satu rekan kerjanya yang selalu berusaha menjatuhkannya, yaitu Kwon Min Woo. Mungkin banyak yang kesal dengan Min Woo, tapi menurutku dia satu-satunya yang paling realistis menjadi seorang manusia.
Karakternya memang ingin selalu menang dan khawatir Young Woo akan mengalahkan performa kerjanya. Jadi, dia menggunakan berbagai cara untuk coba menjatuhkan Young Woo. Ternyata, perlakuan Min Woo ini bukan tanpa alasan.
Pasalnya, ia punya background story yang miris. Dia harus menjadi tulang punggung keluarga, sehingga pekerjaannya di Hanbada adalah satu-satunya yang bisa bikin ia dan keluarganya hidup dengan layak. Makanya, enggak heran kalau dia begitu sirik dengan Young Woo.
Bukan meromantisasi tingkah lakunya, tapi aku mengerti kenapa dia melakukan hal licik. Hanya saja caranya memang menyebalkan. Untungnya, karakter Young Woo ini adalah orang yang baik hati.
Jadi, secara perlahan, Min Woo akhirnya sadar bahwa persaingannya dengan Young Woo sangat tidak sehat. Akhirnya, Min Woo pun berusaha bersaing secara adil dengan Young Woo.
Ya, cukup realistis sih karena Min Woo sendiri sering menyelesaikan kasus bersama Young Woo sehingga ia bisa memahami apa yang terjadi oleh Young Woo. Dari Min Woo lah akhirnya Young Woo sadar bahwa dunia kerja itu keras dan saling sikut demi kepentingan pribadi. Pasti hal seperti ini juga ada kan di dunia nyata?
Itulah beberapa pendapatku tentang drama Extraordinary Attorney Woo. Ini drama yang bagus dan sangat heartwarming. Setiap kasusnya punya bobot dan kisah yang bisa dijadikan pelajaran hidup, juga merefleksikan diri.
Kalau secara akting dan sinematografi, jujur saja ini drakor yang sangat mahal. Sinematografi dan efek CGI yang ditampilkan sangat mulus. Paus yang melayang begitu terlihat nyata. Aku bisa merasakan kehadiran paus itu dengan baik.
Lalu soal akting, tidak ada yang minus. Di sini semua pemerannya punya kemampuan menampilkan karakter dengan baik. Aku bisa memahami dan mendalami emosi setiap karakternya, baik dari mimik wajah, intonasi, hingga gerak-geriknya. Bagus! Gimana menurutmu?
Seruuuu bgt drakor ini
ReplyDeleteSeliweran d timeline, banyak yg ngebahas karena emang baguuuss bgt plotnya yaaa
Banyak banget yang ngomongin drakor ini. Bikin aku penasaran pengin nonton juga
ReplyDeletebelum pernah nonton drakor ini secara full kak, tapi suka nontonin sepotong sepotong dan cuplikannya, suka karakter ceweknya yang totalitas banget
ReplyDeleteBaru sempat lihat sekilas, tapi kayaknya akting cewek yang jadi attorney Woo-nya memang bagus.
ReplyDeletePesan dari filmnya bagus banget, Mbak. Mempertahankan prinsip itu memang beresiko, tapi sekali bisa membuktikan kebenaran, dampaknya akan luar biasa. Masalahnya, banyak orang yang tidak berani punya prinsip sendiri dan memilih jadi follower saja.
ReplyDeleteAku sukaaa syekali drama ini! Aktingnya daebak, ceritanya bagus dan biarpun drama hukum tetep bisa diikutin sama saya yang penggemar drama receh. Haha..
ReplyDeleteAku jadi pingin re-run drama Attorney Woo..
ReplyDeleteKangen sama Eun Bin dan sahabatnya, kangen sama mas Tae Oh yang lagi wamil..
Rasanya drama ini heartwarming banget meski ada yang namanya persaingan kerja dan kasus demi kasus membawa kita semua ke sebuah realita hidup.
Saya menikmati nonton drakor ini. Gak perlu nebak-nebak plot. Cukup menikmati aja dengan santai. Ini memang drakor yang bagus.
ReplyDeleteTemanya terbilang unik ya Mbak. Settingnya serius dan sepertinya butuh fokus ketika nonton. Menarik tapi isu yang diangkat, bagaimana hebatnya seorang dengan autism bisa sampai di titik tersebut, menjadi pengacara. Terbayang bagaimana konflik-konflik yang harus dialaminya.
ReplyDeleteOrang Korea memang jago buat film atau drama ya. Selalu detail dengan ide cerita yang unik.
ReplyDeleteyup ini drama bgs bgt mba. sy jg sdh nonton. ga sabar nunggu season 2
ReplyDeleteBisa jadi rekomendasi drakor akhir pekan nih. Jalan ceritanya bagus juga
ReplyDeleteDi Netflix ya...bagus ceritanya. Jadi pengen nonton
ReplyDeleteakkhhh jadi pengen nonton. Penasaran bagaimana mengambil sikap ketika dia tahu sebenarnya dia harus membela yang salah. Tuntutan kantor memang bagaimanapun caranya harus dimenangkan, Tapi jika memiliki berpihak pada keadilan, setidaknya dia sudah berupaya mendampingi kliennya untuk mendapat hak-hak meskipun kalah dalam pengadiilan
ReplyDeleteUlasannya lengkap banget mbak, bagus ya pesan yang ingin disampaikan, keren ide penulis skenario dan sutradaranya, ide yang jarang diangkat dan mengemasnya dengan apik, ingin lihat serinya nih
ReplyDelete