Review & Sinopsis A Tale of Thousand Stars, Kesederhanaan yang Membawa Kebahagiaan

review a tale of thousand stars

Terkadang, kebahagiaan bisa kita temukan dalam kesedeharnaan

Aku punya segalanya. Orang tua yang lengkap. Mereka menyayangiku sepenuh hati. Tidak pernah menolak satu pun permintaanku. Apapun mereka berikan padaku. Tidak peduli ketika ibuku memilih jalan hidup untuk ku. Dia sudah menentukan semuanya.

Jurusan kuliah pun dipilihkan olehnya. Tak apa, toh aku mendapatkan semua yang aku inginkan. Sport car yang aku dambakan berhasil aku dapatkan hanya karena menuruti kemauan ibu. Tapi... aku tahu, mereka meng-iyakan semua keinginan ku hanya karena penyakit sialan ini.

Iya, aku memiliki penyakit jantung. Dokter mengatakan, hidupku tidak akan bertahan lama. Jadi... aku akan nikmati semua hal yang ada di dunia ini sebelum aku benar-benar meninggalkannya. Balapan. Mabuk-mabukan. Clubbing. Bermain-main. Bersenang-senang setiap malam, itu yang aku lakukan. Hingga......

WARNING! Artikel mengandung spoiler.

  • Tayangan: GMMTV Oficial YouTube (link nonton)
  • Genre Film: Romance, Drama
  • Tanggal Rilis: Januari 2021
  • Jumlah Episode: 12
  • Durasi Per Episode: 1 jam
  • Pemain: Mix Sahaphap Wongratch (Tian Sopasitsakun), Earth Pirapat Watthanasetsiri (Phupha Viriyanon), Aye Sarunchana Apisamaimongkol (Torfun Chareonpon), Nammon Krittanai Arsalprakit (Nam), Khaotung Thanawat Ratanakitpaisan (Longtae), White Nawat Phumphothingam (Tul)

Sinopsis

sinopsis a tale of thousand stars

Ada kisah tentang seribu bintang di bukit desa Pha Phun Dao. Konon, jika kamu berhasil menghitung 1000 bintang saat malam tahun baru maka semua keinginan mu akan terkabul.

Aku tergelitik ketika membaca buku catatan Torfun yang begitu terdengar seperti kisah fantasi. Namun... aku mulai penasaran. Setiap lembar diarinya selalu bercerita tentang desa Pha Phun Dao. Belum lagi, diari itu terselip sebuah foto seorang pria mengenakan pakaian tentara yang gagah. 

Sebenarnya.. apa yang ada di desa itu? Siapa pria yang ada di foto itu?

Inilah kisahku, Tian. Aku seorang laki-laki yang masih menempuh pendidikan kuliah. Tapi, aku sungguh tidak peduli dengan kehidupanku. Toh.. sebentar lagi aku akan mati. Berjudi. Balapan liar. Mabuk-mabukan. Semua itu menjadi hobi dan kesenangan sebelum aku meninggalkan dunia ini.

Malam itu...

"Permainan ini sudah tidak menyenangkan. Ayo naikan taruhan!"

"Apa?"

"Balapan. Siapapun yang menang, boleh mengambil mobil dari yang kalah."

Mata Tul mebelalak menatap ku kala itu. Dia mencoba untuk menghentikan ku. Tapi, percuma..

"Tian, kamu gila? Itu mobil baru dibelikan oleh ibumu kan?"

"Tenang saja, kau tahu skill mengemudiku, kan?"

Semua sudah setuju. Beruntung Tul punya koneksi sehingga jalanan malam itu bisa 'dibersihkan' dari pengendara lain. Aku pun bergegas untuk menghampiri mobilku. Tapi... entah kenapa jantungku terasa sangat sakit. Rasanya sulit bernafas. 

Tul, sahabatku, tentu mengkhawatirkanku. Dia menyarankan agar membatalkan balapan ini. TIDAK! AKU BUKAN SEORANG PECUNDANG! Oke, balapan harus tetap berjalan sesuai rencana. Dan.... BRUKKKKK

Aku pingsan. Terbangun di rumah sakit. Orang tuaku mengatakan bahwa aku sudah baik-baik saja. Hidupku juga sudah diperpanjang. Bagaimana bisa? 

Dug....Dug...Dug...Duggg....

Ku pegang dada bagian kiri. Terasa begitu berbeda. Degupan detak jantung ini berbeda. Ternyata... semalam... aku sudah menerima donor jantung yang entah dari siapa. Aku mencari tahu tentang identitas si pendonor. Namanya Torfun. Ia adalah wanita yang mungkin sesusia ku.

Dia adalah wanita sederhana. Aku bisa lihat itu dari rumah tempat tinggalnya. Bibinya selalu mengoceh tentang betapa tidak bergunanya Torfun. Lalu, aku meminta izin untuk mengambil beberapa barang Torfun. Tentu saja dengan mengaku sebagai mantan pacarnya Torfun, bibi tidak akan curiga!

Aku melihat sebuah buku klasik. Ternyata ini diari. Buku itu punya sampul berwarna merah. Tertulis... "A Tale of Thousand Stars." Aku membaca setiap kalimat di dalamnya. Sedikit demi sedikit, kalimat-kalimat yang ditulis Torfun membuatku tersenyum. 

Padahal, dalam diari itu hanya berisi cerita kesehariannya menjadi guru volunteer di sebuah desa terpencil di daerah Thailand Utara. Desa itu tidak ada listrik. Air pun harus menimba dari sumur yang jauh. Pergi ke kota pun sungguh sulit. Aneh, kenapa Torfun begitu bahagia di tempat seperti itu?

Semakin penasaran. Aku mengunjungi organisasi volunteer yang membawa Torfun ke sana. Dan... baru kali ini aku membuat sebuah keputusan yang sangat besar. Aku akan mencari tahu tentang desa itu. Tidak, sesungguhnya misi ini adalah memenuhi semua keinginan Torfun. 

Semua keinginannya tertulis jelas di buku diarinya. Termasuk untuk menjaga seorang pria mengenakan pakaian tentara... entah siapa pria itu. Iya, aku harus ke desa Pha Phun Dao! Sekarang! Torfun masih belum tenang. Dan.. aku masih bersalah atas kematiannya dan... juga... jantungnya.

Kisah pun dimulai...

Sungguh, perjalanan ke desa Pha Phun Dao sangat melelahkan. Aku mendaftar sebagai guru volunteer untuk mengajar anak-anak di sana. Tentu saja yang menyambutku pertama kali adalah seorang tentara yang menjaga desa perbatasan itu. Tapi... tentara itu bukan pria yang Torfun maksud.

Oke.. aku melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki karena mobil yang menjemputku mogok di tengah jalan. Sebelumnya, aku tidak pernah berjalan kaki 5 kilometer. Ini membuat jantung baruku kerepotan. Saat sampai, aku disambut oleh seorang tentara lagi.

sinopsis a tale of thousand stars

Itu dia... iya! Itu pria yang Torfun maksud.... dan.... BRUKKKKKKK!

Penglihatanku kabur. Semuanya terasa gelap. Kepala ku sakit. Keringat mulai mengucur di daerah pelipis. Dan.. aku pingsan tepat ditangkap oleh pria itu. Dia adalah Phupha Viriyanon. Sang ketua keamanan di desa Pha Phun Dao. 

Itu kali pertamanya aku bertemu dengannya. Tidak pernah menyangka, pertemuan itu menjadi sebuah perjalananku untuk menemukan sebuah makna hidup. Makna kematian. Dan, makna kebahagiaan.

Sulit untuk hidup di desa ini. Ditambah, aku pun belum pernah menjadi guru. Mereka selalu membanding-bandingkan ku dengan Torfun. Menurut sebagian besar warga di sana, guru Torfun adalah yang terbaik. Tapi aku? Di hari pertamaku mengajar, semua murid meninggalkan kelas karena bosan.

Di hari berikutnya, aku membuat seorang murid hampir tenggelam. Hari berikutnya lagi, aku bermasalah dengan pembeli daun teh di desa karena telah mencurangi penduduk desa. Hari-hari berikutnya lebih parah. Mereka sangat kecewa padaku.

Mereka tidak tahu kalau aku, Tian, telah mengambil jantung dari guru kesayangan mereka. Bahkan, aku adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian Torfun. Sebab... Torfun tewas karena mobilku, meski aku bukan pengendaranya.

Yang lebih menyakitkan lagi adalah.. Phupa sudah tidak ingin menjagaku. Dia tidak ingin melihatku. Dia menganggapku sebagai pembohong. Phupa mengusirku dari desa. Desa yang mulai aku cintai. Desa yang mulai aku jadikan rumah. Desa dan semua orang yang sudah membawa kebahagiaan. 

Tapi.. aku tidak akan pulang. Masih ada satu keinginan Torfun yang belum selesai, menghitung 1000 bintang di bukit. Aku akan pulang setelah melakukan ini. Doakan aku berhasil untuk menghitungnya.. lalu, aku akan pulang.. Selamat tinggal Phupa..

Alur Rapi dan Terfokus

a tale of thousand stars

This will be one of my favorite BL Thai drama. Kenapa? Jawabannya, ya karena alurnya rapi. Dari mulai pembuka hingga akhir, semuanya diceritakan secara runut dan rapi. Memang, lakorn (sebutan drama Thailand) ini menggunakan alur linear yang cenderung kodian.

Tapi, justru karena penggunaan alur linear inilah yang membuat jalan ceritanya lebih mudah dimengerti. To be honest, menonton ini nggak perlu effort mikirin apapun. Cukup duduk manis dan nikmatin jalan ceritanya.

Tapi... bukan berarti cerita di A Tale of Thousand Stars ini membosankan tanpa adanya kejutan. Justru porsi plotwist di drama ini sangat pas sehingga penonton nggak merasa 'capek' menontonnya. Setiap plotwist-nya disuguhkan dengan cara yang mengejutkan.

Selain itu, beberapa plotwist di drama ini juga mungkin nggak terpikirkan di benak penonton. Jadi, efek mengejutkannya terasa banget. Lalu, ceritanya juga sangat fokus pada tujuan Tian yang ingin menuntaskan rasa bersalahnya pada Torfun.

Fokus lainnya adalah kisah cinta antara Tian dan Phupa. Jadi, bisa dipastikan setiap episodenya pasti membahas dua hal itu sehingga ceritanya pun nggak ngalor ngidul

Ini bagus menurutku, karena penonton nggak perlu memikirkan masalah lainnya, karena sudah diberikan fokus yang jelas. Ya.. meski ending-nya bisa ditebak, pasti happy ending.

Gimana dengan Aktingnya?

pemeran a tale of thousand stars

Wah... nonton A Tale of Thousand Stars, aku langsung jatuh cinta sama Mix sih! Menurutku, dia bisa memainkan peran sebagai Tian dengan sangat apik. Ia seolah sangat mengerti perasaan Tian. Mix juga seolah sangat memahami bagaimana karakter Tian.

Sorot matanya saat marah, sedih, dan bahagia, sangattttttt menyentuh hati. Aku bisa merasakan semua perasaan itu. Adegan favoritku adalah Mix berakting nangis saat ia menjelaskan maksud dan tujuan Tian ke desa Pha Phun Dao kepada para warga, termasuk Phupa. 

Dia menangis tersedu dan benar-benar merasakan penyesalan, bersalah, dan takut kehilangan. Aku ingat bagaimana Mix mengekspresikannya. Mukanya memerah. Matanya pun sedikit membengkak. Wajahnya ditekuk sangat murung. Bagus banget!

Padahal, A Tale of Thousand Stars ini adalah drama debutnya di GMMTV. Tapi, Mix sudah bisa menunjukkan kiprahnya sebagai aktor dengan sangat baik. Salut!

Lalu, gimana dengan aktor lainnya? Untuk Earth Pirapat Watthanasetsiri yang berperan sebagai Phupa, lawan main Mix, sejujurnya aku belum sreg melihatnya berakting. Aku belum bisa merasakan sikap tegasnya saat berperan sebagai Phupa.

Baca Juga: Review Drakor The Good Detective

Padahal Phupa digambarkan sebagai sosok ketua yang sangat galak dan tegas. Tapi.. maaf aku nggak bisa melihat semua sifat itu di akting Earth. Tapi, Earth bisa menampilkan akting terbaiknya saat dia menyatakan cinta pada Tian. 

Dan di akhir episode, saat Tian mau pergi ke Amerika, akting Earth sangat bagus. Aku bisa merasakan rasa rindu pada seseorang yang benar-benar kamu sayangi. 

Sedangkan untuk pemeran lainnya, kalau yang doyan nonton drama Thai, khususnya dari GMMTV pasti nggak asing dengan aktor/aktris yang memerankan Torfun, Tul, dan Rang. Tapi, aku paling ingat dengan Tul. 

Tul sendiri diperankan oleh White Nawat Phumphothingam. Pertama kali lihat dia di drama BL besutan GMMTV juga, judulnya Theory of Love. Fyi, di sana juga dia berperan sebagai temannya sang peran utama. Memang White cocok banget kalau jadi bestie~

Kekurangan yang Selalu Diulang oleh GMMTV

a tale of thousand stars

Oke, aku sedikit bercerita dulu. Awal aku nyemplung dan menikmati drama-drama Thailand itu... karena lakorn BL Thailand judulnya 2Moons. Aku suka banget dengan jalan ceritanya yang sangat ringan nggak perlu mikir.

Dan, aku mulai cari-cari informasi tentang 2Moons. Ternyata drama itu diproduksi oleh GMMTV. Dan, GMMTV sudah banyak menelurkan berbagai macam lakorn, khususnya BL, banyak banget! 

Tapi, tentu saja GMMTV nggak cuma ngasih asupan BL ya! Karena ada juga kok cerita yang serius dan mengisahkan percintaan heteroseksual, salah satunya adalah drama The Gifted, yang juga favoritku.

Baca Juga: Review & Sinopsis The Gifted S1

Beberapa kali aku nonton drama-drama dari GMMTV, aku menyadari satu hal. Entah kenapa sinematografi produksi GMMTV ini tidak mengesankan sama sekali. Malah cenderung sangat biasa saja. Dan, sinematografi yang biasa saja ini masih diterapkan di A Tale of Thousand Stars.

Aku agak mengerenyitkan kening ketika adegan sekolah di Pha Phun Dao terbakar. Kobaran apinya terlihat seperti CGI yang gagal. Lalu, cara kamera menyorot satu adegan ke adegan lainnya kurang begitu maksimal dan terkesan kasar. 

Jika boleh aku bandingkan, setelah nonton A Tale of Thousand Stars, aku nonton drama BL Thailand lainnya berjudul Cutie Pie. Jujur saja, sinematografinya jauhhhhhhh lebih bagus Cutie Pie. Lebih indah dan lebih terasa kesan romantisnya. 

Sayangnya, hal itu nggak berlaku di A Tale of Thousand Stars. Sayang sekali, padahal ceritanya tergolong bagus. Atau ini memang gaya sutradara Aof Noppharnach Chaiwimol? 

Soalnya sinematografi di drama ini memang mirip dengan drama BL produksinya yang lain, contohnya 2gether. Entahlah, tapi aku mengharapkan sinematografi yang lebih bagus.

Begitulah ulasanku tentang A Tale of Thousand Stars. Aku suka dramanya, bahkan aku pun berniat untuk re-watch karena memang aku menikmati alurnya yang sangat rapi. Tapi, nggak bisa kupungkiri kalau masih ada beberapa kekurangan di dalamnya.

Oh iya, di sini nggak ada adegan 18+. Jika pun ada, hanya adegan ciuman di episode 12, alias di episode akhir. Sisanya hanya adegan pegangan tangan dan pelukan saja. Bahkan, seingatku, adegan pegangan tangan dan pelukan pun sangat jarang. Jadi, apa kamu berminat untuk nonton?

Comments

  1. Wah sekarang nonton drama Thailand juga ya Ori, waktu sekolah suka nonton drama Thailand soalnya pemainnya ganteng hehe sekarang banyak genre BL gini yaa dan penggemarnya banyak

    ReplyDelete
  2. Sebelum aku baca kukira ni film Korea lho ternyata Thai movie ya. Ku blm pernah nonton film Thailand mbak tapi klo dr reviewmu lumayan oke juga nih. Boleh lah masuk list ntar coba nonton kenalan sama Thai film

    ReplyDelete
  3. Kukira ini drakor loh awalnya. Setelah baca berkali-kali baru ngeh kalau ini drama thailand. Kapan ya Indonesia bisa kayak gini hihi

    ReplyDelete
  4. Aku jarang banget deh nonton drama Thailand. Beberapa temenku pada suka tapi belum tertarik. Pas baca tulisan ini, lhoo kok menarik untuk ditonton yaa. Hihi. Tanya temenku ah dia udah nonton ini atau belum.

    ReplyDelete
  5. Aku bukan seorang penikmat drama, jarang banget nonton drama karena membutuhkan beberapa episode untuk mencerna dan mengerti alur dari kisah yang dibawakan. Lebih cenderung menikmati film karena dibugkus dengan compact dan padat. Tapi, baca tulisan ini kok lumayan menarik ya.. Apakah sudah saatnya untuk kembali menonton drama sembari menunggu film-film box office tayang?

    Thanks for sharing Mbak

    ReplyDelete
  6. Ohhh jadi ini drama Thailand yaa, btwe membaca artikel ini sambil ngebayangin cerita di dalam film, dan ingin langsung nonton sekarang juga haha. Masukin list daftar tonton deh.

    ReplyDelete
  7. Ceritanya unik ya. Saya jarang nonton film thailand sih, tp bbrp film yg pernah saya tonton digarap dengan apik. Terimakasih review nya...

    ReplyDelete
  8. Belum pernah nonyon drama Thailand sebelumnya
    Baca review ini kok aku jadi tertarik. Cari ah dramanya
    12 episode ya. Sip lah, gak terlalu panjang
    Makasi reviewnya

    ReplyDelete
  9. Dan selain cerita drama thailand ini sangat apik dan rapi. Yang nulis ulasannya juga rapi, teras jg bayangan ceritanya meski hanya membaca artikelnya saja.

    ReplyDelete
  10. Cerita Drama Thailand memang selalu unik.Aku juga pernah nonton Drama Thai yang berkisah tentang seorang guru volunteer di tengah sungai. Ceritanya juga seru.. Tapi kalau sekarang sudah jarang nonton Drama Thai sih.

    ReplyDelete
  11. Kebayang sengsaranya Tian untuk jadi guru di desa yang jauh dari mana-mana itu ya. Secara kan dia terbiasa hidup enak dan dimanjakan orangtuanya. Tapi gimana lagi ya, dia dikejar rasa bersalah itu kalau enggak ke desa Phu Phang.

    ReplyDelete
  12. Dari baca ulasan ini awalnya saya kira sebuah cerpen lho atau review novel gitu eh tahunya review drama Thailand. Mantap nih cara me-reviewnya jadi berasa ikut menyaksikan kisah Tian di drama ini. Alur ceritanya menarik ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Urutan Member NCT Dream Tertua Hingga Termuda, Siapa Biasmu?

Urutan Member NCT Keseluruhan dari yang Tertua hingga Termuda

Pengalaman Mengunjungi KWANGYA di Jakarta - Lotte Avenue Kuningan, Check!