Sinopsis dan Review Film Forgotten, Kesalahan Pahit yang Terlupakan
Telah 20 tahun berlalu, tanggal 20 Desember 1997. Sebuah keluarga di pinggirian Seoul tewas dibunuh. Pembunuhannya dilakukan di ruangan ini.
Bibir atas dan bawahku tidak bisa tertutup dengan benar. Jakun ku naik turun. Mataku tak gentar untuk menatap lurus orang yang sedang asyik menghisap ujung rokok. Tanpa aku sadari, satu kaki ku melangkah mundur secara perlahan. Tapi.. aku masih merasakan tubuh yang kaku. Sulit bergerak.
Aku ingin kabur. Bukan. Bukan ini yang aku harapkan. Kenapa? Apa yang aku lupakan? Siapa yang dibunuh? Siapa pembunuhnya? Apa yang orang ini bicarakan? Kenapa tatapan mereka sangat ingin mengulitiku? Apa yang terjadi di sini?!!!!
WARNING! Artikel mengandung spoiler.
- Tayangan: Netflix (link nonton Forgotten)
- Genre Film: Thriller, Mystery, Psychological, Drama
- Tanggal Rilis: November 2017
- Durasi Film: 1 jam 48 menit
- Pemain: Kang Ha Neul (Jin Seok), Kim Mu Yeol (Yoo Seok), Na Young Hee (Ibu), Moon Sung Geun (Ayah/Park Seong Dae)
Sinopsis Forgotten
"Astaga, kau sangat berkeringat. Jin Seok, kau baik-baik saja?"
"Ibu.."
"Sepertinya Jin Seok baru mengalami mimpi buruk."
"Ayah.."
"Kan sudah aku bilang, jangan begadang."
"Hyung.."
Aku terpaku di atas jok mobil bagian belakang. Badanku banjir keringat. Betul kata ayah, aku baru saja mengalami mimpi buruk. Mimpi itu begitu nyata. Kami sekeluarga mengalami kecelakaan dahsyat. Dan aku.. merasa De Ja Vu dengan kejadian itu.
Namun, mimpi hanyalah mimpi. Sebuah bunga tidur yang tak mungkin menjadi nyata. Hari ini sangat cerah. Matahari begitu terik di atas ubun-ubun. Hari yang indah untuk memulai kehidupan baru. Ya, aku adalah Jin Seok berumur 21 tahun. Dan aku sekarang baru saja pindah rumah bersama kedua orang tuaku dan kakak laki-lakiku.
Omong-omong soal kakak laki-laki (hyung), dia adalah sosok yang membanggakan. Semua orang kagum padanya. Termasuk dengan diriku. Dia sangat sempurna. Pintar, cerdas, jago olahraga, dan amat sangat baik hati. Namun, kesempurnaan itu sedikit terenggut karena kecelakaan mobil yang menimpanya.
Kaki kirinya tidak bisa digerakkan secara normal. Dia berjalan dengan agak lambat dan terseok-seok menyeret kaki kirinya. Meski begitu, di mataku dia tetap sosok yang sempurna. Aku teramat bangga padanya.
Semua kebahagiaan sangat lengkap dengan kehadiran Hyung, ibu, dan ayah. Apalagi hari ini kami baru saja pindah rumah ke pinggiran Seoul. Ah, aku semakin bahagia.
Rumah itu... memang besar. Ada dua lantai, dan halamannya cukup luas. Yang menariknya, dinding rumah baruku dipeluk oleh berbagai tanaman rambat. Ya.. sedikit seram, tapi aku tak peduli selama ada keluarga di sampingku. Inilah hari-hari kami di rumah baru. Di rumah itu juga, kakak ku memajang kalender tahun sekarang, 1997.
Hari pertama.. Aneh sekali, ada satu ruangan yang tidak boleh dimasuki. Ruangan terkunci rapat. Ruangan itu tepat berhadapan dengan kamarku dan kakak ku. Hari kedua..
DUGGGG!! DUGGGGGG!!! Suara pukulan datang dari ruangan misterius tadi.
"Kau dengar itu?" Tanyaku pada seluruh orang di rumah. Ayah sibuk makan nasi. Ibu sibuk menyiapkan nasi untuk kakak. Dan kakak hanya mengerinyitkan kening saat ditanya. Dia hanya menggeleng pelan sambil mengejek bahwa dia tidak mendengar apapun.
"Ah mungkin itu suara petir." Aku menelan ludah susah payah saat mendengar jawaban ayah. Memang betul, di luar cuacanya sedang sangat buruk. Hujan amat deras. Petir menyambarkan kilat dengan suara gemuruh yang memekakan telinga. Ya... mungkin saja petir.
Beberapa hari kemudian...
Buku yang tebal, alat tulis di atas meja, selalu menjadi santapanku setiap malam. Aku bermimpi untuk lulus ujian, dan inilah usahaku. Namun, sering kali aku ketiduran dan sekarang pun begitu. Tapi sebenarnya aku tidak benar-benar tertidur karena suara pensil mekanik yang seperti mau menusukku itu membuatku tetap terjaga dengan mata terpejam.
Ternyata itu kakak ku.. dia menekan pensil mekanik itu hingga isinya keluar perlahan seolah ingin mencolok mataku dengan benda tajam itu. Kenapa? Aku menahan diriku agar tidak bangun. Dan akhirnya... dia pun pergi. Aku penasaran!
Ku ikuti setiap langkahnya. Dia pergi ke tempat yang amat asing. Penuh dengan preman. Anehnya, semua preman itu menunduk hormat pada kakak ku. Yang lebih aneh, kaki kiri kakak ku baik-baik saja! Bahkan bisa berlari! Aku terus mengikutinya. Ada yang tidak beres. Aku harus menyelidiki, siapa orang itu yang mengaku sebagai kakak ku?!
Sayangnya, preman itu mengetahui keberadaanku. Dan aku pun limbung karena dibius. Namun... semua hal aneh terjadi. Aku bangun di pagi hari dengan posisi menelungkup di atas meja beralaskan buku yang baru aku pelajari semalam. Apakah semalam tadi hanya mimpi?
"Kau lupa meminum obatnya Jin Seok, itulah sebabnya kau mulai berhalusinasi." Kata kakak ku.
Betul juga. Aku sibuk belajar hingga kelelahan. Parahnya, aku tidak sadar tadi malam mimpi. Tapi... isi pensil mekanik itu masih ada di atas meja! Berarti itu bukan mimpi. Ini kenyataan!! Dia kakak palsu! Malamnya aku memutuskan untuk kabur ke kantor polisi.
Tidak peduli cuaca sedang hujan deras. Tanpa alas kaki. Tanpa penutup badan untuk menghalau hujan. Aku terus berlari sekuat tenaga sampai.... BRUKKKK!!!!
"Ahjussi? Kau tidak apa-apa?" Tanya polisi itu. Kemudian aku dibawa masuk untuk menceritakan semua rasa curigaku. Aku beritahu mereka tentang kakak palsu, ayah palsu, dan ibu palsu yang bersekongkol untuk menipuku. Tapi.. polisi sulit mempercayainya. Jangankan mereka, aku pun sulit untuk percaya!
"Kau Jin Seok?" Aku menganggukan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan polisi.
"Lahir tahun 1977?" lagi, aku menganggukan kepalaku dengan yakin.
"Kau sudah berumur 44 tahun berarti." Mataku membelalak semakin lebar saking terkejutnya atas pernyataan final dari polisi itu.
"Tidak mungkin, aku masih berumur 21 tahun. Aku lahir 1977 dan sekarang 1997, berarti 21 tahun bukan?" Polisi dan semua orang di kantor itu menertawakan aku seperti orang gila.
"Ini sudah tahun 2017, ahjussi." Astaga! Aku segera menghampiri kalender yang ada di kantor polisi untuk memastikan. Dan ternyata... mereka benar... aku sudah berumur 44 tahun. Tapi.. bagaimana bisa? Kenapa? Siapa yang melakukan ini padaku?!
Plotwist Sangat Berhasil
First impression setelah menonton ini: "Wah..." dengan ekspresi bengong terasa sangat mindblowing. Alurnya benar-benar nggak bisa ditebak sedikit pun. Mau coba menebak pun pasti selalu gagal. Itulah salah satu ciri plotwist yang berhasil. Tentu saja itu hanya menurut pendapatku aja, ya.
Nah, keberhasilan plotwist ini bukan hanya sekali dua kali, tapi berkali-kali. Soalnya, Forgotten nggak cuma ngasih satu plotwist. Ada banyak plotwist dalam film berdurasi kurang lebih satu setengah jam ini. Plotwist pertama, menebak-nebak siapa kakaknya Jin Seok. Apakah dia orang jahat atau baik?
Kedua, penonton bakal dikagetin dengan kenyataan bahwa semua kejadian yang dialami Jin Seok bergerak di tahun 2017. Hebatnya, mereka bisa bikin suasana ala 97-an untuk meyakinkan Jin Seok dan penonton.
Ketiga, motif setiap karakter melakukan perbuatannya itu sangat jelas dan kuat. Dengan latar belakang yang jelas, tentu saja bakal meminimalisir plothole. Penonton bakal lebih mudah nrimo setiap masalah yang ada.
Keempat, ending film sangat sangat sangat tidak tertebak. Jin Seok memang pembunuh, tapi sampai akhir, dia nggak divonis hukuman apapun. Tapi..... ya tonton sendiri aja, deh! Sayangnya, meski hampir semua plotwist-nya berhasil, plotwist di akhir nggak bikin penasaran.
Soalnya, penonton udah hafal dengan pola plotwist yang disuguhkan, sehingga untuk menebak identatitas kakak Jin Seok bukanlah hal yang sulit. Bahkan, nggak terlalu mengejutkan. Tenang saja, hal ini nggak bikin intensitas cerita melemah, kok.
Tidak Ada Karakter Jahat
Semua karakter di sini jahat, menurutku. Tapi, semua karakter di sini juga baik. Loh, gimana nih jadinya? Memang Jin Seok adalah seorang pembunuh saat 20 tahun silam. Namun, di balik itu semua, dia punya alasan yang sangat kuat untuk melakukan pembunuhan.
Lagi pula, sebenarnya Jin Seok tidak benar-benar ingin membunuh. Justru itu adalah pembunuhan yang tidak disengaja. Sayangnya, keluarga korban nggak terima. Ya, lagi pula siapa sih yang bisa nerima kalau keluarganya dibunuh dan dia berakhir menjadi sebatang kara? Nggak ada!
Dan mungkin keluarga korban juga kesel, karena si pembunuh benar-benar lupa dengan perbuatannya. Jadi, bisa dipahami alasan keluarga korban sangat mendendam pada Jin Seok. Ini sebuah kesalahan pahit yang terlupakan. Atau... entah memang sengaja dilupakan oleh Jin Seok karena menimbulkan trauma.
Ya apapun alasannya, baik alasan Jin Seok dan keluarga korban, penonton nggak bisa memihak pada siapa pun. Kita bakal menilai sendiri bahwa di sini tidak ada yang benar-benar salah, namun tidak ada yang benar juga.
Sebagai penonton, aku cuma bisa manggut-manggut mencoba berempati kepada setiap karakter karena mereka punya luka dan traumanya sendiri. Bisa dimengerti.
Baca Juga: Review Drakor Hometown
Sinematografi Pas, Akting Super Jempolan
Bukan cuma ceritanya aja yang bikin bengong. Ada elemen lain yang buat film ini sangat layak mendapat rating 7.4 di iMDB. Bahkan, banyak banget reviewers iMDB yang memuji film ini. Meski nggak bisa dapetin skor 100% di Rotten Tomatoes, tapi skor 83% adalah sebuah prestasi yang cukup membanggakan!
Nah, semua kehebatan itu berasal dari cerita yang kuat, dengan elemen sinematografi yang super pas. Film ini mengusung genre thriller, misteri, psikologi, dan drama. Hebatnya, semua genre itu bisa digambarkan dengan baik lewat sinmeatografi yang dark dengan tone warna monokrom.
Dengan begitu, penonton bisa merasakan emosi sesuai genre-nya. Misalnya, aku merasa sangat tertekan secara psikologis ketika mengetahui mereka semua bukanlah keluarga asli. Mereka keluarga palsu yang entah bakal membunuhku atau apapun. Aku bisa merasakan ketakutan yang Jin Seok rasakan secara psikologi.
Tapi di si si lain, aku juga merasa penasaran dengan misteri yang dimunculkan dalam setiap menitnya. Ada juga perasaan thrilling ketika Jin Seok berlari dikejar-kejar oleh kakaknya dan para orang suruhan kakaknya. Menegangkan banget!
Yang bikin betahnya lagi, semua perasaan tadi diimbangi dengan rasa empati berkat beberapa adegan dramatis dari setiap cerita karakternya. Aku bisa merasakan kesedihan, dendam, juga rasa bersalah yang amat kuat dari setiap karakternya.
Nah, bagian dramatis itu bisa diekspresikan dengan baik lewat para pemerannya. Semua pemeran di sini aktingnya jempolan. Jangan ragukan akting Kang Ha Neul dan Kim Moo-Yul. Mereka berdua adalah pemeran utama dengan jam terbang tinggi dengan pengalaman akting yang variatif.
Baca Juga: Review Memoir of Murderer
Semua ekspresi yang ditunjukan oleh keduanya benar-benar menusuk ke hati penonton. Sorotan mata keduanya membuat aku bisa memahami apa yang mereka rasakan saat itu. Benar-benar jempolan, deh!
Memang banyak hal positif dari film ini. Tapi, bukan berarti filmnya sempurna. Menurutku, kekurangan di film ini adalah ketidakjelasan informasi kakak Jin Seok yang menjadi seorang bos besar. Penonton nggak diberitahu bos seperti apa, sudah melakukan apa, sehingga ia begitu dihormati.
Namun, sedikit plot hole tadi nggak lantas bikin ceritanya jadi 'bolong' banget. Hal tadi masih bisa termaafkan karena toh inti ceritanya bukan tentang itu. Ada inti cerita yang lebih krusial dan lebih menarik untuk disimak.
Jadi, untuk yang masih ragu buat nonton Forgotten, sebaiknya tepis keraguan itu. Dan, untuk kamu yang udah pernah nonton, aku ingin dengar cerita kalian tentang film ini, ya!
loh ini movie-nya kang haneul? baru tahu. selama ini selalu suka sama pilihan proyeknya dia. range aktingnya cukup luas, berani menjajal berbagai genre dan karakter. tapi aku malah belum nonton yang ini, haha. oke, masuk list tontonan buat weekend nih
ReplyDeleteIyaa ayo harus nonton mba. Soalnya di sini akting kang haneul berhasil banget menurutku. Bikin gemes tapi kasian.
DeleteDulu waktu lihat trailernya sempet tegang banget, kok banyak adegan kekerasan gitu, pikirku. Udah gitu terlupakan deh. Makasih loh reviewnya, cuss mau nonton Forgotten aaah.l
ReplyDeleteTapi seru, gak terlalu banyak kekerasan. Ga terlalu diliatin banget~
DeleteWah, kayaknya seru dan swerem nih nonton film Forgotten selama 1 jam hampir 50 menit ya :D Rating dapat 7,4 dan sinematografinya kece pisan. Berarti kualitas film ini hebat dan ternyata banyak disukai penontonnya. Agak bingung juga sih dengan pembunuhan yang ga disengaja. Beneran penuh misteri deh film ini, kudu disimak ah :) TFS mbak.
ReplyDeleteaku penasaran sama filmnya, tapi aku suka males nonton film thriller, hahaha, jadi emang pasnya baca resensi dari mba Ori aja deh
ReplyDeleteAduh penasaran pengen nonton euy kok bisa dari 1997 ke 2017, mana yang main Kang Ha Neul kesayangan akuhh hihi..
ReplyDeleteMenarik nih filmnya, aku lebih suka film sekali habis daripada drama yang berepisod-episod soalnya hehe. Alur ceritanya menarik banget, bakal nonton sih aku ini...
ReplyDelete