Review Film Korea Extreme Job, Tukang Ayam atau Polisi? 👮🐔
Ayam tak pernah seenak ini. Apakah ini benar-benar ayam?
Terimakasih telah menelepon Ayam Bumbu Marinade Iga Suwon.
Setiap kali pelanggan menelepon ke nomor itu pasti sang pemilik restoran ayam mengucapkan kalimat itu. Ada hal aneh di restoran ayam ini. Soalnya, si pemilik restoran Ayam Bumbu Marinade Iga Suwon adalah seorang polisi dengan jabatan kapten grup.
Anehnya lagi, restoran tadi bukan hanya Kapten Go yang mengelola, melainkan seluruh anak buahnya pun ikut andil dalam mengembangkan bisnis restoran ayam. Padahal, status pekerjaan mereka masih menjadi polisi aktif! Jadi... sebenarnya mereka ini tukang ayam atau polisi, sih?
WARNING! Artikel mengandung spoiler.
- Tayangan: Netflix (link nonton Extreme Job)
- Genre Film: Action-Comedy
- Tanggal Rilis: 23 Januari 2019
- Durasi Film: 1jam 51menit
- Pemain: Ryoo Seung-Ryong (Squad Chief Go), Lee Ha-Nee (Detective Jang), Jin Sun-Kyu (Detective Ma), Lee Dong-Hwi (Detective Young-Ho), Gong Myung (Detective Jae-Hoon), Shin Ha-Kyun (Lee Moo-Bae), Oh Jung-Se (Ted Chang), Kim Eui-Sung (Police Superintendent)
Sinopsis Film Extreme Job
Hening.. 4 pria paruh baya bersemayam di sebuah ruangan pengap, tertutup, dengan pencahayaan super minim. Mereka berempat tengah sibuk dengan kartu yang terpampang dengan rapi di atas meja berbentuk segi empat berukuran sedang. Salah satu pria menatap seseorang di depannya.
Orang itu mengenakan kaos oblong tanpa lengan. Saat ia mengulurkan tangan ingin mengambil kartu, terpampang luka memar di area tangannya, seperti.... habis disuntik.
"Dasar pecandu. Kapan kau akan berhenti?"
"Tadi aku cek darah karena pencernaanku terganggu, dasar bodoh."
"Kalau gangguan pencernaan, makan kubis, bukan nyuntik narkoba."
"Asap rokok mengganggu kesehatanku. Buka jendelanya!"
Mereka berdua saling menyindir satu sama lain, si pecandu narkoba dan si tukang merokok. Saking sibuknya menyindir satu sama lain, mereka pun tidak sadar bahwa sedang diintai. Timbul bunyi keras.... BBBRRRAAKKK!!!!!
Salah satu jendela di ruangan pengap itu ditendang oleh seseorang dari luar. Siapa mereka? Semua penjudi bertanya-tanya, akhirnya muncul si penendang dengan bergelantungan di seutas tali. Dia seorang wanita, dan sepertinya... wanita itu agak kesulitan saat ingin masuk ke dalam jendela yang sudah dibobolnya.
Sudah diduga oleh si pecandu dan si perokok, ternyata wanita itu adalah seorang polisi yang ingin menangkap si pecandu narkoba. Tapi... si pecandu bukannya ketakutan saat bertemu polisi, mereka sempat adu mulut dan saling sindir karena polisi juga tidak keren dengan bergelantungan di tali. Malah mereka terlilit dengan talinya.
Cih... polisi macam apa itu? Tidak ada wibawa dan tidak keren sama sekali! Begitulah yang ada di pikiran si pecandu. Karena polisi itu sibuk dengan lilitan talinya, si pecandu menggunakan kesempatan ini untuk kabur. Ia melompat dari lantai dua dan langsung lari menuju jalanan.
Semua polisi panik dan mengejar si pecandu yang kabur. Tapi sayang sekali, memang polisi-polisi yang mengejar si pecandu tidak keren. Mereka kewalahan menangkap si pecandu. Bahkan, si pecandu berhasil tertangkap setelah menimbulkan kerusakan berskala besar.
Meski si pecandu narkoba berhasil ditangkap, namun Kapten Go serta 4 anak buah lainnya tetap saja kena semprot! Bagaimana tidak, mereka menangkap kriminal sekelas 'ikan teri' harus merusak belasan mobil di jalanan. Sungguh kerugian besar bagi kepolisian!
Dari kejadian itu, akhirnya Kapten Go berusaha untuk menaikan wibawa dan derajat dirinya serta para tim untuk menangkap gembong narkoba kelas nasional. Target mereka adalah Lee Moo Bae dan Ted Chang. Sayangnya, tidak semudah itu untuk menangkap si bos narkoba.
Akhirnya... sang Kapten tim pun mengambil keputusan besar. Karena mereka hanya dibekali dana yang minim untuk melakukan penyelidikan, Kapten Go nekat mengambil dana pensiun dan menghabiskan semua uang itu hanya untuk membeli sebuah restoran ayam.
Misi pertama mereka adalah, memata-matai kartel narkoba yang dipimpin oleh Lee Moo Bae. Kebetulan, markas mereka berhadapan dengan restoran ayam yang hampir bangkrut. Itulah sebabnya Kapten Go membeli restoran ayam.
Niat hati membeli restoran ayam demi penyelidikan, tapi ternyata restoran ayam yang menjadi kamuflase itu malah populer. Masyarakat menyukai cita rasa ayam buatan restoran itu. Bisnis ayam sangat lancar, penghasilan mereka bisa mencapai jutaan per-harinya hanya karena menjual ayam goreng!
Saking terlenanya dengan uang yang dihasilkan, Kapten Go dan keempat anak buahnya lupa akan tugas utama mereka menangkap gembong narkoba. Karena restoran ayam itu pula, mereka berlima kena skors. Lebih parahnya lagi, markas Lee Moo Bae juga pindah, sudah tidak berada di dekat si restoran ayam.
Penyelidikan Ted Chang pun gagal, karena semua kelelahan dengan menjalankan bisnis ayam. Apakah akhirnya mereka bisa menangkap dua gembong narkoba? Atau... justru mereka resign dari kepolisian dan melanjutkan bisnis ayam?
Baca Juga: Review Drama Korea Hellbound
Semua Terasa Pas dan Sesuai Genre!
Okay, lemme tell you a story...
Sebenarnya aku nggak expect kalau Extreme Job adalah sebuah film Korea action-comedy. Extreme Job muncul di rekomendasi Netflix ku, dan yeah... aku pikir ini adalah film pembunuhan atau detektif yang super serius (mianhae, karena aku doyan yang misteri pembunuhan serius).
Tapi... meski ini bukan genre yang familiar denganku, tetap aja merasa puas nontonnya. Pertama, film ini benar-benar membawa premis cerita unik. Aku nggak menyangka bakal ada seorang polisi yang rela beli restoran ayam bangkrut demi penyelidikan. Mending kalau belinya pakai uang dari kantor, tapi ini dia beli pakai dana pensiun pribadi!
Belum cukup di situ. Aku udah menduga kalau ujungnya para polisi bakal jadi jualan ayam goreng, dan lupa sama tugas intinya. Aku pikir mereka bakal terusss aja jadi tukang ayam, mengingat penghasilannya melebihi gaji mereka jadi polisi.
Dan ini efek plotwist yang aku rasakan, ternyata mereka polisi berdedikasi. Meninggalkan bisnis ayam, dan mulai fokus lagi nangkep si villain utama. Ini plotwist yang pas untuk sebuah film komedi. Kedua, ngomongin soal genre, mereka juga memasukkan unsur aksi ke dalamnya.
Jangan kira bakal ada adegan keren ala James Bond atau Kungfu dengan pemeran utama susah kalah, ya! Sebaliknya, mereka menampilkan gerakan berkelahi dengan sangat natural dan apa adanya. Akting para pemain juga sangat apik mengekspresikan wajahnya saat kesakitan dipukul atau merasa lelah setelah bertarung. Keren!
Tapi, semua keberhasilan cerita ini juga nggak akan pas tanpa adanya sinematografi serta skoring yang menambah filmnya semakin seru. Karena kebiasaanku nonton genre yang 'gelap' maka aku terbiasa dengan sinematografi mendung.
Beda dengan Extreme Job, mereka menggunakan tone warna cerah menunjukkan genre komedi yang begitu lekat. Bahkan, skoring atau backsound yang diputar pun terasa jenaka. Tanpa skoring itu, mungkin ketawa ku nggak akan maksimal. Good job!!
Baca Juga: Review Drama Korea Awaken
Pemain Nggak Kaleng-Kaleng
Pecinta drakor atau film-film berbau Korea pasti nggak asing dengan nama-nama pemain yang aku sebutin. Hampir semuanya mereka adalah pemain senior yang emang udah sering melanglang buana di berbagai genre drama maupun film.
Oke, aku kasih contoh beberapa aja ya. Pertama, tentu aja si pemeran utama Kapten Go yang dimainkan dengan mulus oleh Ryoo Seung-Ryong. Tahu film Miracle in Cell No.7? Nah, ahjussi Ryoo Seung-Ryong lah yang memerankan sebagai Yong-Goo; bapak berkebutuhan khusus yang tidak mendapat keadilan.
Hebatnya, ahjussi bisa lepas dari imej dan peran di film Miracle in Cell No.7. Kalau di sini, karakternya seperti seorang pria paruh baya yang menghadapi life quarter crisis, dimana dia dituntut oleh berbagai pihak untuk mendapatkan sebuah achievement.
Tokoh selanjutnya, aku mau menyorot si pemeran antagonis, yaitu Lee Moo Bae yang diperankan Shin Ha-Kyun. Terakhir aku nonton karyanya dia itu di drama Beyond Evil. Jelas, karakter dia di Beyond Evil dan Extreme Job super bertolak belakang!
Di Beyond Evil super dark dan misterius. Tapi kalau di Extreme Job, menurutku karakternya itu jahat tapi (maaf) agak bodoh... Dia bukan tipikal villain yang cerdik, hanya kejam saja. Makanya, di akhir pun dia nggak bisa lolos dari polisi karena strategi kejahatan dia emang remeh banget.
Itu tadi dua pemeran senior, sekarang aku mau ngasih tahu satu pemeran lebih junior tapi kualitas aktingnya bisa dibilang mantap!! Dia adalah Gong Myung yang memerankan detektif Jaehoon, alias maknae di tim Kapten Go.
Jujur aja, aku nggak nyangka Gong Myung bisa sekocak ini. Yang paling aku apresiasi adalah akting-nya saat teler nggak sengaja nyobain narkoba. Itu benar-benar bagus dan natural. Ditambah akting-nya saat dipukuli oleh geng narkoba, dia malah senyum-senyum nggak ngerasa kesakitan karena efek teler dari narkoba. Hebat, good job abangnya Doyoung NCT!!
Baca Juga: Review Drama Korea My Name
Bukan Film Kopong Tanpa Pesan Moral
Korea kalau bikin film pasti menyelipkan pesan moral ke dalamnya. Nggak cuma pengen bikin penontonnya ngakak, tapi di Extreme Job aku menemukan beberapa pelajaran hidup, yang paling penting adalah soal profesi dan pekerjaan.
Sebenarnya, kapten Go dan anak buahnya bisa saja resign dan fokus dengan restoran ayam mereka. Toh uangnya lebih banyak, tapi kenapa mereka nggak milih jalan itu? Pertama, uang memang selalu dibutuhkan, tapi moralitas harus tetap berada di kasta teratas.
Kapten Go memandang bahwa semua orang bersalah tetap harus dihukum. Dia tahu kalau ada penjahat di depan matanya, dia nggak mau berpaling menutup mata hanya demi uang. Makanya, ini adalah pesan moral yang patut untuk ditiru. Setiap pekerjaan tanpa dedikasi juga akan percuma. Bekerjalah dari hati dan junjung moralitas.
Kedua, jangan percaya dengan orang yang telah mengkhianatimu. Jadi, Ted Chang dan Lee Moo Bae adalah dua gembong narkoba yang selalu bekerjasama untuk mendistribusikan narkoba. Nah, Lee Moo Bae pernah mengkhianati Ted Chang, membuatnya tertangkap polisi.
Tapiiiii... memang kepolosan dan kebodohan Ted Chang, dia menerima lagi tawaran kerjasama dari Lee Moo Bae. Hasilnya? Tentu aja dikhianati lagi dong... Ya walaupun di akhir mereka sama-sama ditangkap polisi karena ulah mereka sendiri. Intinya, kalau udah dikhianati boleh mamaafkan tapi perlu berhati-hati lagi, ya, chingudeul.
Segitu aja review film Extreme Job dariku. Sebenarnya ini juga bukan film yang sempurna tanpa cacat, ya. Ada beberapa hal yang menurutku agak kurang. Yang paling aku sorot adalah ada beberapa part yang membosankan, namun ada suatu titik dimana tensinya berubah menjadi tegang.
Lalu, minim plotwist sehingga membuat penonton sepertiku agak sedikit bosan. Tapi kekurangan yang aku sebutin tadi nggak terlalu mengganggu tontonan secara keseluruhan kok. Sangat layak ditonton untuk yang doyan film komedi yang dibubuhi aksi-aksi konyol nan natural.
uwaaa ,,, aku selalu suka movie-nya mb madu
ReplyDeletekarakternya selalu berbeda, dan dia bisa memerankan dari yang cool calm sampe yang bobrok hancur, hehe
Jujur, saya tak begitu menikmati drakor. Tapi baca tulisan Mbak Listiorini serasa larut dalam adegan drakor....Padahal nggak suka.
ReplyDeletesudah cukup rasanya baca sinopsis di sini, serasa nonton filmnya...:) berasa didongengin... kalo mereka tidak berdedikasi tinggi dan profesi sudah merupakan panggilan jiwa, pasti sudah meninggalkan jabatan kepolisiannya ya...:)
ReplyDeletewuuuiiihh... action comedy kayaknya asik juga mba nih... hahahaaiya ya masak bisa ada gitu ya polisi sampe bela belain beli restoran ayam demi penyelidikannya... aku seneng cara mba nulisnya... kayaknya menjiwai bangeeettt
ReplyDeleteSaya suka gaya review Mbak Listiorini. Keren abis. 😍
ReplyDeleteYang tadinya belum tertarik, jadi pengin menonton.
Thank's for sharing, Mbak.
Selalu keren mah para sutradara drakor kalau bikin film. Selalu ada out of the box di luar prediksi penontonnya. Seperti film Extreme Job ini. Ga bayangin ada skenario profesi aparat negara pindah jalur profesi jadi tukang ayam. Daebak mah skenarionya 😁👏
ReplyDeleteMasih no Comment MB... gagal paham karena belum pernah nonton..heee..
ReplyDeleteBaca review-nya aja ngakak akutuh. Udah berhas Bangkep bandar narkoba tapi tetep kena semprot #nasiiib
ReplyDeleteSepertinya lucu filmnya, jadi pengen nonton. Review-nya komplit dan asyik (tapi agak kebanyakan spoiler ya, Mbak, hehe). Makasih, Mbak Rini.
ReplyDeleteWaah... Suka nih film model begini, pengen nonton ahh
ReplyDeleteseru juga ya ini baru reviewnya bagaimana kalau nonton secara langsung pasti tambah seru
ReplyDeleteIya seru banget nonton film ini. Aku suka jenis film yang seperti ini, membuat penasaran.
ReplyDeleteUdah baca reviewnya, tinggal nyari film nya, dari pada penasaran.. 😆👍
ReplyDeletewaa ini yang sempet rame di twitter! aku malah seneng Mba kalo ada yang spoiler karena akutu ngantukan kalo nonton film 😂 semoga nanti pas nonton extreme job bisa sampe tamaatt
ReplyDeleteaction comedy kayaknya cocok ditonton di akhir tahun yg padat 😄 terimakasih mba
ReplyDeleteSeru banget kayaknya. Reviewnya bikin tertarik nonton
ReplyDeleteBerhubung saya bukan penikmat drakor, jadinya bacanya bener² harus dinikmati biar nyatu sama cerita dan pemainnya. Keren
ReplyDeleteWaahhh.. film yang bisa masuk list untuk di download dan ditontonton nih. Terima kasih share-nya...
ReplyDeleteini film ya mba? waaahh biasanya kalau film korea banyak yang kurang ceritanya daripada dramanya, tapi liat reviewnya aku pengen nonton suru kayanya :D
ReplyDeleteReviewnya bisa bikin senyum2 mbak. Kek baca novel akutuh. Daebak!
ReplyDeleteSaya enggak suka drakor...tapi baca reviewnya asyik juga. (duh takut tergoda)
ReplyDeleteJadi curiga, nih, jangan-jangan penjual ayam di dekat rumahku itu... intel. 😅 Terima kasih review film-nya. Keren!
ReplyDeletewah action comedy mah sayang untuk dilewatkan... kudu langganan netflix lagi nih aku...
ReplyDelete