Review dan Sinopsis Drakor Awaken, Memonsterkan Manusia Demi Keabadian
Aku sendirian di jalanan yang kosong. Matahari sedang bersinar terang.
Tapi jam yang tak mungkin salah, menunjukkan waktu tengah malam.
Aku jadi penasaran, apakah ini siang atau malam?
Manusia disebut sebagai makhluk ciptaan paling sempurna. Bukan karena mereka selalu berbuat baik dan pintar, tapi karena manusia memiliki akal dan perasaan yang kadang bisa membawa hal baik, nggak jarang juga melakukan hal buruk tanpa pandang bulu.
Itulah yang membuat manusia disebut sebagai makhluk sempurna. Berkat akal dan perasaan yang tidak dimiliki makhluk lain, manusia bisa berkembang lebih cepat. Hal ini juga yang membuat manusia menjadi makhluk yang selalu merasa tidak puas.
Beberapa orang mendambakan kehidupan yang abadi. Akhirnya, manusia pun mencari cara agar mereka tetap hidup dan berkuasa selama sisa hidupnya. Mereka rela menghilangkan perasaan manusiawinya dan menggas akalnya demi mencapai tujuan itu.
Mereka juga tidak segan membunuh rasa kemanusiaan seseorang dan menjadikannya seperti 'monster'. Inilah, kisah Do Jung-Woo yang secara manusiawi ingin menghilangkan sifat monsternya demi menjalani hidup normal.
WARNING! Artikel mengandung spoiler.
Sinopsis Drama Korea Awaken
28 Tahun yang lalu.....
Seorang anak laki-laki dengan nametag '113' berpakaian seperti pasien RS, berjalan ke arah tangga. Menapaki anak tangga satu persatu menuju pintu utama sebuah gedung yang dulu megah, namun kini semuanya habis terbakar oleh api. Sisi kanan, kiri, dan seluruh sudut gedung itu hangus. Tembok menghitam karena api. Kayu bobrok dan rapuh karena api.
Bau daging terbakar berhembus di udara, bukan daging sapi atau ayam, tapi daging manusia yang gosong. Mencekam dan sangat mengerikan. Namun, anak lelaki yang berjalan itu terasa seperti bukan manusia. Tidak merasa takut. Tatapan kosong dan lurus seperti tidak ada emosi.
Setelah sampai di ujung anak tangga, dia masuk ke salah satu ruangan gedung itu dan menemukan seorang remaja pria berlutut dan menangis sejadi-jadinya, menggenggam kedua tangan anak itu dengan perasaan frustasi.
"Kau selamat. Semua orang sudah gila. Mereka menusuk dirinya sendiri dan melompat dari atap. Mereka mati sambil tersenyum. Kita harus apa? Apa yang terjadi?"
Dipeluknya sang anak laki-laki dengan erat. Remaja pria itu masih menangis sejadi-jadinya hingga anak laki-laki itu membalas percakapannya sembari menepuk pelan pundak sang remaja pria.
"Ayo pergi dari sini. Karena aku yang membuatnya begini"
Masa sekarang...
Tim khusus kepolisian berhamburan di tengah jalan. Mereka siap menghadang tiga truk yang melaju dengan kecepatan tinggi. Truk itu bisa mencelakakan siapa saja yang mereka lewati, namun para polisi harus tetap mencegahnya. Truk itu berisi uang triliunan dari dana gelap seorang pejabat kelas kakap.
Masih dengan laju kecepatan di atas rata-rata, Kong Hye-Won menghadang si truk penyupir gila hingga akhirnya....BRAKKKKKK!!! Truk terguling dan berhenti tepat di hadapan Hye-Won. Sesaat kemudian, sang supir truk keluar, langsung berlari tunggang langgang ketakutan ditangkap oleh polisi.
Tapi terlambat, polisi sudah menghadangnya dengan pistol. Kondisi dan keadaan sang supir merasa terdesak, ia pun tanpa pikir panjang menyandera seorang mahasiswa yang kebetulan ada di TKP. Ia menodongkan pisau ke arah leher si mahasiswa dan mengancam akan membunuhnya jika polisi tidak mundur.
Namun..... TRANNGGGGGGG~ Sebuah papan reklame terjatuh tepat di atas kepala si supir yang membuatnya pingsan di tempat.
Selesai dengan kasus dana gelap yang dibawa oleh truk, kini tim khusus kepolisian disibukkan lagi dengan kejadian pembunuhan berantai. Si pembunuh selalu mengirimkan kode unik dan aneh sebelum pembunuhan terjadinya.
Sialnya, si pembunuh malah mengirim kode-kode itu bukan ke kepolisian, tapi malah ke wartawan yang haus berita sensasional, yaitu Lee Ji-Wook. Ji-Wook selalu memojokkan kepolisian dengan mengedarkan berita bahwa polisi tidak becus menangani pembunuhan berantai dengan kode itu.
Sudah banyak korban berjatuhan, dan korbannya juga bukan warga biasa melainkan para pengusaha, anak pengusaha, dan orang penting lainnya. Hal ini tentu membuat kepolisian kepanasan, apalagi tim khusus yang dikepalai oleh Do Jung-Woo. Tim Jung-Woo dituntut oleh para atasan untuk segera menyelesaikan kasus pembunuhan berantai.
Sampai-sampai, kepolisian juga mendatangkan mantan anggota FBI untuk bergabung dengan tim Jung-Woo. Mantan anggota FBI itu bernama Jamie Leighton. Sempat dicurigai sebagai mata-mata dari orang luar, akhirnya Jamie Leighton pun disambut baik oleh tim Jung-Woo, termasuk Hye-Won sendiri.
Akhirnya, Jung-Woo, Leighton, dan Hye-Won pun berada dalam satu 'kapal' yang sama. Berusaha keras mencari tahu sebab dan siapa pelaku pembunuhan berantai itu. Tiba-tiba, mereka bertiga mulai mencurigai cara pembunuh itu melakukan aksinya, karena semua korbannya meninggal dengan keadaan tersenyum.
Bahkan, tidak ada tanda-tanda pembunuhan, melainkan seperti bunuh diri; melompat ke rel kereta, melompat dari atap gedung, hingga menusuk perutnya sendiri. Apa yang terjadi? Kenapa korbannya rela menyakiti dirinya sendiri hingga meninggal sambil tersenyum seolah merasa bahagia telah mati?
Semakin mencari alasannya, semakin buruk juga untuk Jung-Woo, Hye-Won, dan Leighton. Ternyata mereka bertiga saling berhubungan satu sama lain. Memang harus mereka bertiga yang menyelesaikan masalahnya karena dari situlah pembunuh berantai muncul.
Dari situlah kejadian 28 tahun yang lalu tadi dimulai... Ini memang tanggung jawab mereka untuk mengungkapkan kejahatan yang terpendam selama 28 tahun, terutama Do Jung-Woo. Para pejabat di Korea Selatan pun terlibat. Akankah Jung-Woo, Hye-Won, dan Leighton bisa menembus semua itu demi mengungkap kasus konspirasi yang lebih besar ini?
Premis Cerita Unik, tapi Alur Kurang Rapi
Oke, di sini aku mau spoiler. Menurutku premis ceritanya unik. Dari awal episode, drakor ini udah sangat meyakinkan penonton dan bikin penasaran dengan memperlihatkan gedung yang terbakar, semua orang bersimbah darah. Korban berjatuhan menjadi mayat, cuma ada satu anak cowok yang terlihat baik-baik saja.
Itu pun dia tidak seperti manusia. Bukan anak yang gemesin, tapi menyeramkan! Salut banget sama aktingnya Oh Han-Kyul yang berperan sebagai Do Jung-Woo semasa kecil. Tatapannya memang seperti monster pembunuh. Fyi, dia ini manusia kok.. Hanya saja.. dia adalah subjek tes ibunya sendiri.
Karena hal itu, Do Jung-Woo berubah jadi monster. Dia punya dua kepribadian, yang satu manusia normal biasa, dan yang satunya kepribadian pendendam yang bisa membunuh siapapun, bahkan meskipun dia masih kecil. Unik, kan ceritanya?
Sayangnya, meski seunik apapun premisnya, tetap saja alur yang membawa ke 'benang merah' ceritanya itu terasa acak-acakan. Aku cukup merasa bosan di awal-awal episode, karena perpindahan antara flashback dan peristiwa-peristiwa lainnya kurang smooth.
Pertama, kejadian soal perampokan dana gelap di episode pertama. Itu hanya dibahas di dua episode pertama saja, dan langsung hilang diganti dengan peristiwa kedua. Peristiwa kedua, langsung membahas soal pembunuhan berantai. Nggak ada 'jembatan' antara peristiwa satu dan peristiwa kedua.
Mungkin ingin memberikan unsur plotwist di akhir (karena ternyata keduanya berhubungan), tapi menurutku malah nggak mengagetkan. Justru aku cenderung lupa dengan peristiwa pertama, dan lebih ingat tentang peristiwa pembunuhan berantai.
Dan pendapatku, hal ini terjadi karena pembahasan pembunuh berantai bobotnya lebih banyak dibandingkan peristiwa pertama (pencurian dana gelap). Ini cukup menggangguku, alur cerita menjadi nggak rapi dan aku dipaksa untuk mengingat setiap detail kejadian setiap episode drakornya.
Apakah menjadi masalah besar? Nggak, untuk tipe penonton yang memang sangat menikmati cerita kriminal memusingkan. Tapi ini bakal jadi membosankan untuk tipe penonton yang suka dengan genre santai. Jadi, semua kembali ke selera masing-masing ya.
Gelap dari Segala Sisi!
Drakor ini pasti bakal bikin gemes para orang tua dan mungkin bakal nge-trigger penonton yang punya trauma pada orang tua kejam. Soalnya, di sini nggak ada namanya orang tua yang sayang anak. Justru ibu yang melahirkan Jung-Woo inilah yang menjadi alasan kenapa anaknya bisa menjadi monster.
Ibu Jung-Woo ini bernama Jo Hyun-Hye. Dia bukan perempuan yang lemah lembut dan keibuan. Nggak ada sisi baik dari dirinya, yang ada hanya ambisi untuk membuat penelitian 'serum awet mudanya' berhasil, meskipun harus mengorbankan anak sendiri.
Jangan kaget, si karakter Hyun-Hee ini kejamnya berada di level yang beda. Bukan ngebunuh, dia sengaja untuk hamil dan melahirkan anak agar bisa ngetes untuk serum yang lagi ditelitinya. Gila emang! Bahkan, dia juga bilang nggak menyesal sedikit pun udah melakukan hal itu ke anaknya sendiri!
Bayangkan, betapa sakit hatinya Jung-Woo?! Tapi.... di akhir Jung-Woo tetap ngerawat ibunya, setelah menyelamatkan sang ibu dari runtuhan bangunan. Bagi Jung-Woo, itu hukumannya dan Ibunya karena di masa lalu udah banyak nyusahin orang. Kalau dipikir secara logika, Jung-Woo membakar gedung 28 tahun lalu juga akibat perbuatan ibunya. Dia menjadi super kejam juga karena Ibunya.
Jadi, kalau bilang "kasih sayang ibu sepanjang masa" sepertinya hal itu nggak berlaku di drakor ini deh. Di sini villain utamanya justru sang ibu kandung sendiri. Kalau boleh aku koreksi, ini bisa dibilang "kasih sayang anak sepanjang masa."
Selain masalah tadi, sisi gelap lain dari drakor ini adalah mengenai trauma masa kecil yang dialami oleh semua korban subjek tes! Jung-Woo adalah salah satu subjek eksperimen, dan dia satu-satunya subjek yang cukup berhasil dengan efek samping yang bisa ditekan.
Tapi..... ada anak-anak lain yang mendapatkan trauma serupa. Malah efek samping eksperimen setiap anak itu berbeda, mungkin bisa dibilang lebih parah. Salah satu anak bahkan memiliki dua kepribadian yang sulit dikontrol, haus akan rasa dendam akibat eksperimen yang dilakukan oleh ibu Jung-Woo dan lainnya itu membuatnya ingin membunuh semua yang terlibat dengan cara kejam.
Trauma masa kecilnya itu memang sangat berefek buruk. Dan kejamnya, para petinggi yang membuat eksperimen itu acuh dan bodo amat. Lebih parahnya, ada anak (subjek eksperimen) yang dimanfaatkan sebagai 'mesin pembunuh' untuk para petinggi. Gila banget! Mereka tidak punya rasa empati yang membuat drakor ini sangatlah 'dark'.
Jadi, saranku adalah, kalau kamu tidak terlalu menyukai cerita tentang trauma masa kecil atau punya masa lalu yang pernah dibuang oleh orang tua, drakor ini bisa jadi nge-trigger banget. Dan drakor ini bukan tontonan untuk para remaja, setidaknya menurutku drakor ini cocok ditonton untuk usia minimal 18 tahun.
An Underrated Masterpiece dengan Ending Memuaskan!
Nggak bosen aku ingetin, drakor ini dark tapi memuaskan walau beberapa hal agak lack. Tapi ini adalah salah satu an underrated masterpiece yang jarang diomongin sama pecinta drakor. Pertama, semua pemerannya super apik. Nggak usah ditanya kemampuan akting Namkoong Min, udah bagus banget.
Tapi yang mau aku apresiasi banget adalah Seolhyun - AOA. Lagi dan lagi, aku terpesona sama akting Seolhyun, dia benar-benar idol yang punya bakat akting bagus. Emosi di matanya itu bermain dengan sangat baik. Kalau di Memoir of Murderer dia memerankan anak gadis lugu dan polos, kalau di sini dia punya karakter polisi wanita tangguh berjiwa keadilan tinggi dan juga tegas (Hye-Won).
Baca Juga: Sinopsis dan Review Film Korea Memoir of Murderer
Aku rasa Seolhyun juga belajar bela diri dan banyak berolahraga untuk tampil sebagai polisi wanita yang jago berkelahi, ya walaupun screen time bela dirinya nggak banyak banget. Tapi cukup keren, aku mengapresiasinya!
Lalu, dari segi sinematografi, sesuai dengan temanya yang 'gelap' jadi jangan berharap ada pencahayaan yang cerah di dalam drakor ini, ya. Walaupun siang hari, tapi dua sutradaranya - Kim Jung-Hyun & Lee Soo-Hyun - memilih tone warna yang cool. Cocok banget sama temanya, jadi aku sebagai penonton merasa ikut gloomy, merasa depresi dengan peristiwa yang terjadi.
Tapi, nggak selamanya kelabu kok, drakor ini juga ada beberapa scene yang dibuat jenaka. Ada selipan jokes dari setiap pemainnya, kecuali dari para villain yang selalu menjadi karakter jahat tanpa rasa kemanusiaan sedikit pun!
Terakhir, aku mau apresiasi bagian akhir dari drakornya, MEMUASKAN ALDENTE!~
Bagian ending-nya terasa adil untuk semua. Seluruh penjahat di drakor ini mendapatkan ganjarannya, dan orang baik pun hidup dengan lebih baik, bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Memang ada bagian menggantung di akhir episode, tapi aku merasa bagian tersebut nggak perlu dilanjutkan lagi ceritanya.
Justru dengan ending menggantung di Awaken, membawa suasana yang memuaskan, seolah berkata "Oh ini akhirnya, oke aku puas!" Jarang banget lho ada ending drakor ngegantung yang memuaskan. Kalau kamu pernah nonton drakor Mouse, mirip seperti itulah rasa ending memuaskannya!
Baca Juga: Review dan Sinopsis Drakor Mouse
Pada akhirnya, drama Korea Awaken ini hidden gems dari banyaknya drakor yang berseliweran di Netflix. Kalau kamu salah satu pecinta drakor dengan vibes yang gelap, penuh misteri dan plotwist, Awaken wajib ditonton!
Baca beberapa paragraf pertama artikel ini, aku jadi ingat film Serigala Terakhir (Upi Avianto, 2009). Ori pernah nonton? Bagus, tapi nonton drama kriminal semacam ini harus dalam kondisi mental yg sangat stabil ya π thanks review-nya, menarik!
ReplyDeleteReview-nya komplit π
ReplyDeleteSepertinya, ceritanya menarik, ya, dengan sisi psikologis yang kuat. Saya suka. Tapi, alur yang lompat-lompat kadang bikin saya bingung. Trus, harus ngulang lagi nontonnya π
Lagi sebagai orang yang bukan penikmat Drakor seakan mendapatkan banyak pencerahan dari review ini.
ReplyDeleteKalo baca dari reviewnya sih tipe penikmat drakor kayak aku pasti banyak part yang di pause biar bisa paham alur ceritanya π tapi seru sih ini ceritanya, padahal baru baca spoiler doang. Aku lebih suka genre macam thiller kayak drakor jadul 'phantom" dulu
ReplyDeleteduh, apa iya, perlu jadwalin buat nonton yang ini, emak menggalau
ReplyDeleteMungkin sekali-kali harus dijadwalin mbak Rita. Untuk mengusir galaunya emak ππ
DeleteMantap alur cerita nya
ReplyDeleteKebayang banget mbknya pecinta drakor
ReplyDeletemungkin bisa ditambahkan informasi seperti judul, cast, durasi untuk sinopsis ini mbak hihihi,
ReplyDeleteTerima kasih. Bisa meluncur kapan2 nih. Liat
ReplyDeleteSpeechless!! Reviewnya apikk bangett dan KEREN ❤. Berasa nonton visualisasinya langsung π namun setelah tersadar ternyata ini review lhoo... Daebak sist ❤. Walaupun ada part tentang alur cerita yg kurang rapi, tetapi overall saya jatuh hati sama drakor ini, dan auto jadi wishlist tontonan di kala senggang niiih π thankyou so much reviewnya mba Listiorini π
ReplyDeletebaca review ini serasa lagi nonton mb, keren banget. story telling banget.
ReplyDeletewaahh berapa episode drakor ini mba? pengen ngintip tp takut keterusan π
ReplyDeleteDari spoiler aja aku udah nherasa nggantung, kenapa pada bunuh diri dengan senyuman? Btw, aku gak suka genre action dark gini, suka yang romantis..π
ReplyDeleteDari review Mbak Ori cocok nih sama aku. Ya, meskipun alurnya kurang rapi. Sepertinya masih bisa diselamatkan dengan endingnya.
ReplyDeleteKok, saya merasa ngeri bacanya ya.. mungkin kalau nonton langsung seru juga, tapi berhubung saya bukan peminat film horor, cukup baca reviewnya aja. Menarik..
ReplyDeletePesona drama korea mantep banget, saya penggemar drama korea juga tapi jalurnya romance bukan thriller
ReplyDeletepernah dengar drama ini tapi belum berani nonton karena suka ngeri sendiri kalo nonton genre thriller horor begini
Tapi reviewnya keren mbak, saya jadi agak penasaran gitu pengen nonton dramanya langsung π
Agak-agak thriller ya mbak. Gak kuat ditegangnya kalau thriller tuh. Tapi penasaran. Hehe
ReplyDeleteSeneng yang romantis atau komedi, tapi drama mah tetep ada thriller nya ya. Kaya Strong Woman Do Bong son dan Dali and Cocky Prince
Mantap sekali review-nya... Bisa ya nulis review sepanjang jalan kenangan begini, salut.
ReplyDeleteLama ngga drakoran lagi, dan ini salah satu drama yang ngga familiar ya diantara drama2 yg hits sekarang mba? Atau akunya aja ketinggalan.
ReplyDeleteKapan2 boleh deh masukin list tontonan, walaupun lebih suka genre romance, comedy dan family sih sekali-kali boleh lah.
Rekom drakor yang bertema keluarga dong kak
ReplyDeleteReview nya komplit banget! Baca kok berasa nonton juga… tp q juga penasaran kok matinya pd senyum ya?
ReplyDeleteBaru nonton episode pertama udah berhenti. Terlalu dark gitu buatku. Tapi pas baca review ini jadi pengin lanjut nonton.
ReplyDeleteReviewnya menarik sekali, jadi ingin menonton hanya agak takut bagian darah2nya.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAku sudah nonton nih Ori, suka banget dengan akting Nam Goong Min makanya drama dia berusaha kutonton hehe dan Seolhyun juga bagus aktingnya..bikin terharu nih dramanya saudara kembar yang bertemu kembali..endingnya juga walaupun menggantung juga keren..
ReplyDeleteDah lah aku cukup baca review nya mba ajaaaaa... ga pernah bisa nonton drakor lha wong nontonnya nemenin
ReplyDeleteanak bontot toys story 1 sampe 4 trus mundur 4 sampe 1... finding nemo findinv dory ampe 4 kali nonton... wakakakakakak....
Jadi bikin aku yang udah sekian taun lupa sama drakor pengen ngedrakor lagi, mbak π
ReplyDeleteSalut sama perfilman Korea temanya tu bisa beragam banget. Makanya ga bosen nonton film2 dan drakor
ReplyDeleteDrama korea horor....cukup baca reviewnya aja ah...takuuuttt
ReplyDeleteKesimpulan: "ceritanya itu terasa acak-acakan" jadi hilang minatku untuk melacak drama ini lebih lanjut
ReplyDeleteWaaah ini salah satu drakor favorite karena kebetulan suka sama cerita kriminal, termasuk bagus sih menurutku jalan ceritanya
ReplyDeleteAh jadi ngremind lagi sama drakor ini
Jo hyun hee hamil dengan siapa ya??
ReplyDelete