Sinopsis dan Review Drama Korea Stranger Season 2
Sebelumnya, aku pernah review drama Korea Stranger Season 1 (bisa cek reviewnya di sini). Di season 1, menurutku punya cerita yang seru banget. Intrik politik, crime, dan thriller-nya bikin aku penasaran untuk terus nonton sampai akhir. Dan di akhir season 1 ditutup dengan kematian villain utama, yakni Lee Changjun - sang kepala jaksa.
Aku pikir sudah berakhir di Changjun, tapi ternyata tidak. Kasus kriminal di Seoul semakin meluas. Kasus kriminalnya menjadi lebih beragam, ada kasus penculikan jaksa Seo Dong Jae, kasus tenggelamnya dua orang remaja di pantai, hingga kasus pembunuhan yang melibatkan institusi kejaksaan sekaligus kepolisian.
Terdengar seru memang, tapi apakah di season 2 ini ceritanya lebih menegangkan? Apakah lebih seru dibandingkan dengan season sebelumnya? Aku bakal kasih pendapatku sekarang, jawabannya tidak. Bahkan aku cukup kecewa dengan season 2 ini. Alasannya? Yuk, simak dulu ulasan ini!
Sinopsis
Adegan dibuka dengan Hwang Si-Mok yang sedang menyetir di tengah kegelapan malam melewati pantai yang berada di Yongnamhaeran-ro, Tongyeong. Kondisi cuaca yang buruk membuat jarak pandang menyetir agak terganggu, kabut cukup tebal saat itu sehingga Si-Mok harus menyetir sangat pelan demi meminimalisir terjadi hal buruk.
Belum lama menyetir, Si-Mok melihat beberapa polisi yang berkumpul di pinggir pantai. "Ada apa?" begitulah ekspresi Si-Mok saat itu. Nalurinya sebagai seorang Jaksa membuatnya menepi dan berhenti sebentar untuk mencari tahu. Ia menghampiri seorang polisi yang tengah sibuk.
Si-Mok semakin penasaran dan terkuaklah fakta bahwa ada dua orang remaja tenggelam di pantai. Salah satu anak itu meninggalkan sepatunya di pesisir pantai dan ditemukan tewas mengapung. Satunya lagi ditemukan di pesisir pantai yang tidak jauh dari temannya.
Yang membuat Hwang Si-Mok makin penasaran adalah salah satu temannya masih hidup. Menurutnya, ia melihat dua orang temannya itu mabuk sambil bermain di pantai malam hari dengan cuaca super dingin. Oke, keadaan mabuk lalu ke pantai, cukup masuk akal.
Tidak ada keanehan, akhirnya Hwang Si-Mok pun memberi mandat kepada polisi untuk memberikan kasus ini ke detektif yang ada di daerah itu. Menurut Si-Mok kasus ini harus diusut karena kesaksian dari satu orang temannya saja tidak cukup. Setelahnya Si-Mok pergi dari TKP.
Keesokan harinya, Si-Mok kembali ke TKP dan menemukan sebuah tali pembatas pantai yang dibakar menggunakan korek api, seolah tali itu sengaja dilepas oleh seseorang. Merasa aneh, akhirnya ia pun menghubungi detektif yang mengusut kasus tersebut. Beruntunglah, ia mengenal detektif itu, namanya Jang Gun.
Ternyata benar saja, Jang Gun bersama Han Yeo-Jin sedang menanyakan dua saksi tambahan yang saat itu sedang di pantai. Sayangnya dua saksi tambahannya ini adalah tipe orang yang bebal, tipikal orang kaya sombong slengean. Jadi, agak sulit mendapatkan kesaksian mereka.
Akhirnya kasus itu tidak dapat diselesaikan dengan mudah, saksi tidak mau kooperatif, kejaksaan dan kepolisian juga menganggap itu bukan kasus aneh. Hanya dua orang remaja tenggelam di pantai, apa anehnya?
Lama-lama kasus itu agak dilupakan dan Si-Mok juga merelakan kasusnya karena itu bukan wewenangnya. Dia pun kembali beraktivitas sebagai jaksa, dan sekarang ia bertugas di kantor kejaksaan pusat di Seoul. Dia diutus ke Seoul karena masuk ke dalam tim gabungan bersama kepolisian.
Tim gabungan itu terdiri dari 3 orang jaksa (Si-Mok, Tae-Ha, dan Sa-Hyun) dan 4 orang dari kepolisian (Yeojin, Choi Bit, Jang Gun, dan Shin Jae-Yong). Tujuan diadakannya tim gabungan adalah, polisi ingin memegang kekuasaan penuh atas investigasi agar mereka tidak perlu meminta surat penangkapan lagi ke Kejaksaan.
Tentu saja Kejaksaan menolak keras, karena menurut mereka itu adalah wewenang Kejaksaan dan Kepolisian tidak cukup kompeten untuk menentukan kasus-kasus prioritas. Inilah awal mula masalahnya. Di saat petinggi kepolisian dan petinggi kejaksaan berseteru soal wewenang, Han Yeo-Jin dan Hwang Si-Mok justru lebih fokus untuk menyelesaikan kasus-kasus kriminal.
Mereka berdua mulai bekerjasama lagi, agak menyampingkan masalah intrik antara Kejaksaan dan Kepolisian. Kasus pertama yang ingin diungkap adalah kasus kematian seorang polisi Segok yang diduga dibunuh oleh rekan kerjanya sendiri.
Kasusnya belum selesai, muncul kasus lebih besar, yakni penculikan Seo Dongjae (jaksa sekaligus teman kerja Si-Mok). Penculiknya mengirim gambar dasi berdarah ke Kepolisian dan memberi "kode" bahwa pihak kepolisian lah yang melakukan penculikan itu. Dengan ada foto itu, akhirnya kepolisian Segok dicurigai sebagai pelaku karena sebelumnya kepolisian Segok sempat berkomunikasi dengan Dong Jae.
Selain berhubungan dengan kasus Segok, kisah penculikan Dong Jae ini juga berhubungan dengan kasus tenggelamnya dua anak remaja di Tongyeong. Sebelum diculik, ternyata Dongjae juga pernah melakukan komunikasi dengan si anak yang selamat di pantai Tongyeong itu.
Si-Mok dan Yeojin makin penasaran karena semua kasus yang diselidiki pasti berhubungan dengan penculikan Dong Jae. Ada apa ini sebenarnya? Mereka benar-benar berniat untuk mengungkapnya tapi selalu dihalangi oleh atasan masing-masing. Makin mencurigakan, akhirnya mereka berdua melakukan penyelidikan diam-diam.
Terungkap, ternyata kasus penculikan Dongjae itu dipicu dengan kisah suram yang terjadi antara Choi Bit Na (salah satu petinggi Kepolisian) dan Tae-Ha (atasan Si-Mok, petinggi Kejaksaan).
Tidak hanya menyangkut mereka berdua, ternyata kasus Dongjae juga yang menyeret sebuah perusahaan besar, Hanjo. Sialnya perusahaan itu adalah milik istri Changjun alias villain utama di season 1. Bisakah Si-Mok dan Yeojin menyusun teka-teki kasus ini?
Kasus Simpel dengan Alur Jelimet
SPOILER ALERT! Jangan harap di Season 2 ini ada kasus yang waw karena semua inti masalahnya ada pada Choi Bit Na dan Tae-Ha. Jadi mereka berdua ini dulunya pernah memanipulasi kematian seseorang (Gwang Su - mantan hakim ternama).
Aslinya, Gwang Su meninggal karena penyakit jantung dadakan. Sialnya dia meninggal saat sedang melakukan pertemuan kotor dengan Tae-Ha di sebuah villa. Panik, akhirnya Tae-Ha dibantu kepolisian, dan yang datang membantunya adalah Choi Bit Na.
Bukannya melaporkan tentang kematian Gwang Su, mereka malah memanipulasi seolah-olah Ia meninggal saat sedang menyetir. Yes just it. Intinya, mereka berdua tidak mau jadi saksi atas kematian Gwang Su. Nah, sialnya kasus ini diulik oleh Dong Jae dan diperparah dengan kasus penculikan Dong Jae. Jadi semuanya terungkap deh.
Intinya itu doang, tapi alurnya itu bikin jelimet. Mungkin ingin memberi kesan 'penasaran' tapi malah bikin bosen. Alurnya terlalu lambat. Setiap kasusnya diungkap secara perlahan dan kurang pas, menurutku. Tidak seperti di Season 1, benang merahnya langsung terlihat. Di season 2 ini penonton disuapi oleh banyak kasus untuk bertemu di kasus utama dengan cara yang menurutku acak-acakan.
Tidak Buruk tapi Tidak Sebagus yang Diharapkan
Sebagai pecinta drama Korea kriminal seperti ini, sebenarnya agak mengecewakan. Tapi gak seburuk itu kok. Drama ini masih enak untuk dinikmatin di waktu senggang, tapi drama ini nggak akan aku re-watch lagi. Kenapa? Karena menurutku membosankan, kasusnya tidak terlalu menarik, intinya nggak bikin aku mind-blowing.
Aku sebenarnya mengharapkan plotwist, tapi menurutku di sini gak ada plotwist yang berarti. Dari awal kemunculan sosok Choi Bit Na dan Tae-Ha, aku sudah curiga bahwa mereka sebenarnya ada kasus tersembunyi. Aku sudah berfantasi bahwa mereka pernah melakukan pembunuhan atau setidaknya terlibat kasus korupsi dengan perusahaan Hanjo.
Baca Juga: Review Drama Designated Survivor: 60 Days
Ternyata tidak, fantasi ku anjlok saat mengetahui kasus intinya hanya sesimpel itu. Tidak menegangkan sama sekali. Esensi crime-thriller nya tidak terasa, plotwist kurang memuaskan dengan kasus yang terlalu simpel, heuh.
Lalu, di season 2 ini tidak terlalu menonjolkan penyelesaian kasusnya, malah sibuk ke intrik antara Kepolisian dan Kejaksaan. Padahal, debat dari tim gabungannya cuma membahas soal wewenang investigasi saja dengan terlalu banyak debat sehingga melupakan kasus kriminalnya.
Akting yang Memuaskan
Meski aku kecewa dengan alurnya, tapi tidak bisa dipungkiri semua pemeran di Stranger Season 2 ini punya kualitas akting yang muanttteeepp. Akting yang paling aku apresiasi di sini adalah Tae-Ha. Dia ini sudah banyak berperan untuk berbagai drama, salah satunya di drama Reply 1988 (jadi bapaknya Park Bo-Gum).
Di Reply 1988, aku melihat karakter pendiam, polos, lugu, kebapak-an banget. Tapi kalau di drama ini, ia berperan sebagai jaksa egois. Dia paling nggak suka namanya tercoreng makanya selalu menghalangi penyelidikan yang melibatkannya. Dan dia bisa melepaskan image bapak-bapak di Reply 1988 dengan apik. Aku nggak lihat sosok bapak-bapak pendiam itu di dalam diri Tae-Ha.
Pelajaran Menarik dari Penegak Hukum
Setiap kali aku nonton apapun itu, termasuk drama, aku berusaha untuk mencari hal positif yang bisa aku ambil dari ceritanya. Nah, satu hal yang menurutku paling bagus di drama ini adalah prinsip Si-Mok dan Yeon Jin sebagai aparat penegak hukum.
Profesi mereka sebagai jaksa dan polisi selalu menempatkan keadilan di atas apapun. Mau siapapun yang salah tetap harus dihukum sesuai aturan yang berlaku. Yeo Jin dan Si-Mok sama-sama mengungkapkan kasus atasannya masing-masing, bahkan membuat karir atasannya hancur.
Gila aja, bawahan menjatuhkan atasannya sendiri sehingga Si-Mok dan Yeo Jin dianggap sebagai bawahan tidak tahu diri dan ingin naik jabatan saja. Padahal Si-Mok dan Yeo Jin hanya ingin institusi mereka berlaku adil dan jujur.
Hal ini terbukti saat Yeo Jin menangis dan frustasi saat tahu Choi Bit Na melakukan kesalahan. Ia sendiri meminta atasannya untuk berhenti dan menebus kesalahannya dengan mengatakan "aku tak tahu bahwa aku menghancurkan karier seseorang yang kuhormati".
Dari situ terlihat bahwa Yeo Jin memang sangat menghormati Choi Bit Na sekaligus kecewa, tapi dia tetap memilih untuk mengusut kasus yang membawa atasannya itu. Bahkan Yeo Jin sampai dikucilkan oleh teman sekantornya di kepolisian, tapi dia tetap berpegang teguh pada aturan dan penegakan hukum.
Hal ini juga terjadi pada Si-Mok yang harus menjatuhkan atasannya sendiri, Tae-Ha, demi aturan hukum yang berlaku, tidak pandang bulu. Yang salah tetap harus dihukum. Salut!
Overall, aku mau kasih rating 5.5/10 untuk drama ini yang artinya drama ini cukup asyik tapi gak seasyik drama crime lainnya, contohnya Signal, Voice, Defendant, atau pun Tunnel. Tapi bukan berarti ini drama jelek, ya. Di IMDB sendiri, Stranger Season 2 mendapatkan rating 7,6 s/d 8,8 untuk setiap episodenya.
Dan aku sarankan untuk yang mau nonton Season 2, sebaiknya nonton Season 1 dulu. Meski ceritanya tidak terlalu berhubungan, tapi banyak cast Season 1 yang muncul di Season 2. Jadi, kenali dulu peran dan para pemainnya di Season 1 biar gak bingung nonton Season 2-nya, ya.
Baru mau menuntaskan yang season 1 mba. Seru yang session 1 nya, sulit ditebak jalan ceritanya. Makasih intuk review season 2 nya mba
ReplyDeleteIya, kalau season 1 itu udah keliatan benang merahnya tapi tetep bikin penasaran. Plot twist nya asik hihi
DeleteBelum nonton yang S1, hehe..tapi ini jadi drakor yg kulist karena ada Bae Doona..makasih reviewnya Mbak :)
ReplyDeleteAkting Bae doona emang ga pernah mengecewakan sih ππ
DeleteKalau season 2 nya kurang menarik, sayang sekali ya...biasanya season berikutnya itu selalu pasti lebih seru dari sebelumnya...untuk membuat penonton lebih penasaran lagi dengan alur ceritanya...semoga kalau ada season 3 nya tidak terlalu mengecewakan yaπππ
ReplyDeleteIya, menurutju sayang banget season 2 plot twist nya terlalu simpel, ga thriller banget kaya season 1.
Deletemenarik nih reviewnya. saya yang penyuka drakor romantis jadi kepingin nonton yang detektif-detektifan hehehe
ReplyDeleteMenurutku drakor lebih seru tentang detektif, berbelit bikin penasaran. Tapi aku kadang nonton yang romance, baper2 asik π€
Deleteini drakor yang kemarin ditonton temen saya nih, tapi belum sempet nonton sih, nanti kalau ada free time kudu nonton deh, hehe
ReplyDeleteAyo ditonton mba, tetep seru kok buat ditonton di waktu luang~
Deleteterima kasih sinopsis dan reiuwnya Mbak, daku yang kurang tertarik dengan drakor jadi mengerti kenapa banyak buibu yang suka sama drakor, karena banyak pelajaran hidup yang bisa petik dari sana. Semoga bermanfaat..salam
ReplyDeleteIyap betul, selain adegannya yang bikin gemes, banyak petuah juga ππ
DeleteHihihi kaya nonton filmnya nih baca singkatnya disini. Crime serial tuh seru akupun penyuka genre begini cuma klo korea emang blm pernh coba nonton. Mudah2an setelah keseringan baca jd terpapar jg ya hehhe
ReplyDeleteIya, tegang kalau crime itu ceritanya huhu. Emang dasarnya aku suka nonton yg bikin degdrgan xD
Deleteaku penasaran yg kisah 2 remaja tenggelam. apakah akhirnya tetap ngegantung (dianggap tenggelam) atau terungkap hal yg lain hehe... ^^
ReplyDeleteTerungkap mba, itu kuncinya kenapa jaksa Dong Jae diculik π€
DeleteSudah lama ndak nonton drama Korea. Baca review drama ini jadi penasaran pingin nonton. semoga ada kesempatan nonton hehee... kalau mau nonton film atau drama mesti nunggu sik kecil bobok, eh malah ikutan bobo
ReplyDeleteiya mba, soalnya drama atau series emang makan waktu banget buat nonton huhu
DeleteDuh duh pengen nonton season duanya padahal tapi kurang nendang yaa...baiklah, menuntaskan drama lain dulu deh...terakhir nonton yang genre kriminal itu Good Detective, segar ceritanya..
ReplyDeleteIya, menurutku kurang gereget kaya banyak masalahnya, tapi ga beraturan malah bikin bosen :( wah aku belum nonton Good Detective..
Deleteseru banget reviewnya mbak. saya yang bukan tim drakor jadi berasa kayak nonton dan tau alur ceritanya hihihi
ReplyDeleteHihi iya mba, ayo coba nonton~
DeleteHuwaaa, aku nonton mbak. Kukira juga sebagus season satu. Tapi beberapa episode ada yang menegangkan juga buatku. Setidaknya nonton drakor genre gini bisa eratkan bonding aku dan suami, karena nonton bareng dan ada bahan diskusi barengπ
ReplyDeleteIya, yang paling menegangkan menurutku pas penculikan Jaksa, tapi kurang gereget di ending huhu. Betul, kaka ku yang cowok juga suka nonton genrr kaya gini, buat bahan diskusi
Delete