Sinopsis dan Review Seri Netflix Salvation Season 1
Akhir-akhir ini memang jarang film atau series yang mengangkat cerita sci-fic dibumbui dengan cerita politik ke dalamnya, ya? Mungkin agak sulit mencari film seperti itu, tapi di sini aku mau cerita satu seri Netflix yang menurutku sangat menarik dan WAJIB ditonton untuk kalian yang suka sama sci-fic & politik. Judul serinya adalah Salvation. Ya, Salvation kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia "keselamatan", bisa diambil kesimpulan ini film tentang "pemusnahan massal" alias bencana alam.
Bukan seperti di film Volcano yang tiba-tiba muncul lahar di tengah kota, Salvation ini mengancam umat manusia dengan sebuah asteroid. Asteroidnya ini sangat besar dan diramalkan akan menabrak bumi dalam waktu kurang lebih 130 hari lagi. Panik? Tentu saja. Tapi tenang saja, ada sekelompok orang baik hati dan manusiawi yang ingin menyelamatkan semua manusia di bumi. Langsung simak!
Sinopsis
Liam baru saja bangun dari mimpi indahnya, saat melihat jam "oh tidak aku terlambat!", ia segera mengambil jaket dan keluar dari kamar kosnya untuk menghadiri kuliah spesialnya bersama Darius Tanz.
Siapa dia? Di Salvation, Darius Tanz adalah founder dari perusahaan TANZ yang bergerak dalam bidang teknologi. Perusahaannya ini biasa menciptakan teknologi yang mutakhir, seperti persenjataan hingga roket ke luar angkasa.
Ya, Darius sepintar itu, dia banyak menemukan terobosan yang luar biasa hingga pemerintahan Amerika Serikat pun selalu mengandalkannya, salah satunya untuk kepentingan NASA. Makanya, nggak heran kan kalau Liam sangat terburu-buru dan ingin masuk ke kelas Darius? Ya, karena Darius sosok yang inspiratif bagi seorang mahasiswa S2 MIT seperti Liam.
Momen terburu-burunya Liam tadi justru membuatnya diingat dan disebut namanya oleh Darius, tentu saja dia sangat senang. "Wow akhirnya sosok tenar dan inspiratif mengenalku!" Itu baru awal mula Liam bertemu dengan Darius, selanjutnya mereka justru menjadi partner kerja yang kelewat cerdas. Tapi, untuk sampai ke tahap "partner kerja" mereka harus menghadapi suatu masalah dulu.
Liam memiliki projek pribadi yang diawasi oleh dosennya yang bernama Malcolm Croft. Nah, projek yang ia kerjakan itu ternyata bisa mengetahui pergerakan setiap asteroid yang ada di luar angkasa. Walhasil, berkat projek itu Liam mengetahui kalau bakal ada asteroid yang menghantam bumi dan menghancurkan bumi seutuhnya tanpa sisa!
Dari situ, Liam langsung menghubungi dan mengunjungi Croft untuk memberi tahu hal tersebut. Selang sehari Liam memberitahu Croft, tiba-tiba dosennya itu menghilang. Rumahnya berantakan seperti ada perampokan.
Liam berpikir bahwa Croft diculik dan dia langsung menghubungi 911. Saat sedang menelepon, ada orang aneh di dalam mobil hitam mewah yang mengawasi Liam, hingga ia menyadari bahwa ia diikuti oleh orang tersebut. Liam langsung kabur!
Liam dalam keadaan panik sekarang, Croft menghilang dan ia bingung harus mengadu pada siapa tentang asteroid itu. Dengan kenekatannya, Liam langsung menghampiri Darius Tanz, tentu saja dengan cara 'maksa'. Beruntungnya Darius mendengarkan penjelasan Liam dan ia langsung diajak ke kantor Tanz. Saat itu juga, Tanz langsung merekrut Liam sebagai anak didiknya dan mengajaknya untuk memecahkan masalah asteroid itu.
Sekarang Liam berada di bawah pengarahan Darius, dan Darius mulai mencari solusi dengan meminta bantuan pada pemerintah Amerika. Awalnya, tentu saja pemerintah mengelak hal tersebut. Tapi lama-kelamaan Darius sadar bahwa pemerintah justru tahu lebih dulu tentang asteroid itu dan menutupinya dari publik, ya alasannya demi menghindari kerusuhan. Benar sih...
Namun pemerintah sadar bahwa mereka butuh seorang jenius dalam hal sains, pada akhirnya pihak pemerintah pun bekerjasama dengan Darius untuk menemukan solusi menangkal asteroid. Sayangnya, kerjasama di antara kedua pihak tidak berjalan mulus.
Di satu sisi, pemerintah ingin Darius untuk cepat menemukan solusi, di sisi lain Darius membutuhkan banyak dukungan waktu dan dana, kedua hal tersebut tidak disanggupi oleh pemerintah.
Sulit menemukan jalan tengah untuk hal tersebut, sehingga Grace (selaku pegawai Pentagon) harus menjembatani antara pihak Darius dan Tanz. Tentu saja Grace gagal menjembatani dua pihak itu, karena ternyata diam-diam pemerintah punya rencana lain, yakni mem-bom asteroidnya hingga menjadi keping-keping kecil.
Nah masalahnya, kepingan asteroid yang sudah dibom itu akan menghancurkan beberapa negara, seperti Rusia, India, dan China. Grace tentu saja menentang hal tersebut sehingga lebih memihak Darius untuk menjalankan rencananya, yakni membelokkan rute asteroidnya. Jadi, asteroidnya hanya akan melewati samping bumi bukan menabrakan bumi.
Baca juga: Sinopsis dan Review Salvation Season 2
Untuk bisa melakukan itu, jalan yang harus ditempuh sangat sulit dan banyak rintangannya. Pertama, mereka harus membuat terobosan teknologi terbaru untuk mengangkat roketnya menggunakan elektromagnetik.
Sialnya, teknologi itu belum ada dan belum pernah dicetuskan oleh siapa pun. Kedua, untuk membuatnya, Darius membutuhkan dana yang tidak sedikit, sekitar 2 miliar dollar. Tentu saja pemerintah langsung menolak permintaannya mentah-mentah.
Ketiga, pemerintah mendesak Darius untuk membuat teknologi tersebut dalam waktu 6 hari saja. It's so impossible! Tapi, dewi fortuna memihak pada Darius.
Dengan otak cerdas Darius dan ketangkasan Liam, mereka berhasil menemukan teknologi tersebut dan langsung ingin meluncurkan roketnya dengan segala cekcok yang terjadi dengan pemerintahan. Akhirnya, tetap gagal karena teknologi Tanz ternyata diretas oleh kelompok yang bernama RE//SYST.
Masalah tidak berhenti diperetasan saja, ada masalah genting lainnya - kudeta presiden Mackenzie - ia dinyatakan tewas karena kena serangan stroke. Padahal, Mackenzie hanya sakit dan itu pun penyebabnya diracun oleh wakil presidennya sendiri.
Masih ada masalah lainnya, akhirnya Rusia tahu kalau bakal ada asteroid menabrak bumi. Kelompok RE//SYST pun mengadu domba Amerika dan Rusia dengan memfitnah Amerika ingin mengambil kesempatan untuk menghancurkan Rusia lewat asteroid itu. Oke, world war 3 has began! Bagaimana akhirnya? Lebih asyik kalau kamu nonton langsung, plot twist tak terduga!
Awal yang Langsung Menegangkan
Awal cerita menjadi momok yang bagus di cerita Salvation ini, karena langsung tertuju pada masalah intinya. Tidak bertele-tele dan itu yang membuat film ini sangat menarik. Dari awal sudah diperlihatkan alur ceritanya. Alurnya sendiri cenderung maju, ada sedikit alur mundur tapi itu hanya untuk flashback, dan tidak mengganggu.
Lalu, di awal juga langsung terjadi berbagai macam konflik, mulai dari orang asing yang menculik Croft, asteroid yang mengancam bumi, hingga masalah intrik politik di Amerika. Semuanya tersaji secara apik dan nggak bikin bingung. Menontonnya juga tidak bosan karena setiap adegan yang ada dalam film ini sangat-sangat-sangat bikin penasaran. Sering timbul pertanyaan "Apa sih ini? Mereka mau ngapain? Ada apa?"
Tidak hanya itu, menurutku awal cerita Salvation ini nggak bikin bete dengan pengenalannya karena penonton nggak dibuat 'menunggu' untuk mencapai inti ceritanya. Soalnya, kadang aku pribadi males nonton film/seri yang pengenalannya terlalu lama alias alur yang terlalu lambat. Itu membuat bosan, menurutku, akhirnya skip film dan nggak pernah ditonton lagi.
Sci-Fic dan Politik Sesuai Porsinya
Dari awal, Salvation memberikan sentuhan sci-fic ke dalam filmnya, terlihat dengan kejadian asteroid yang mau menghantam bumi hingga penjelasan tentang roketnya, cukup menarik dan bikin aku excited saat menontonnya. Selain itu, unsur politik yang ada di dalam film ini buat penonton makin mindblowing dan bingung harus berpihak pada siapa.
Tidak menyangka kalau Salvation yang awalnya sci-fic akan dibumbui dengan bau politik. Bukan hanya politik dalam satu negara saja, tapi antara dua negara besar, Amerika dan Rusia. Di sini juga diperlihatkan bagaimana Rusia kehilangan kepercayaan pada Amerika setelah mengetahui ingin meluncurkan roket untuk memecah asteroid yang menyebabkan Rusia akan hancur sehancurnya. Itu memicu Rusia membawa tentaranya 'mendekat' ke lautan Amerika.
Kedua negara tadi semakin panas ketika RE//SYST membongkar satu demi satu kebobrokan Amerika yang ingin menghancurkan Rusia. Padahal tidak semua orang di dalam pemerintahan Amerika ingin menghajar Rusia, hanya segelintir orang saja kok.
Berbicara soal RE//SYST, dia juga mengambil peran untuk sci-fic. Di sini, kelompok tersebut dibekali dengan peralatan canggih dan pekerja berotak encer hingga bisa meretas TANZ yang noatbenenya perusahaan teknologi terbaik se-Amerika. Baik RE//SYST dan TANZ beradu peng-coding-an untuk saling meretas satu sama lain, dan soal hack ini juga dijelaskan dengan baik dalam film Salvation.
Tidak Banyak Teknologi Memukau
Meski Salvation mengusung genre fiksi ilmiah, tapi film ini justru tidak banyak menyajikan teknologi yang terlalu memukau. Tidak ada yang namanya robot canggih berseliweran atau HP transparan yang canggih. Di sini Tanz lebih mementingkan soal pengetahuan kecerdasan buatan di komputer, contohnya TESS. TESS ini punya cara kerja yang sama seperti Jarvis di Iron Man. TESS memiliki semua informasi yang dibutuhkan oleh Darius dan Liam.
TESS hanya menurut perintah dari Darius dan Liam saja, jika Liam meminta untuk menghitung sesuatu maka TESS akan melakukannya dengan gesit. Ya, TESS adalah sebuah super komputer buatan Darius. Lalu, kehebatan sains di film ini adalah ketika mereka menemukan teknologi elektromagnetik yang bisa mengangkat roket tanpa banyak mengeluarkan bising.
Tidak seperti roket lainnya yang banyak menimbulkan panas dan api di bagian bawah, di teknologi ini mengeluarkan seperti 'api biru' berkat efek elektromagnetiknya. Itu saja yang menurutku sangat sains banget, selebihnya tidak ada kemunculan teknologi yang WOW ala Iron Man atau Independence Day.
Buruk kah? Tentu saja menurutku tidak buruk dan bukan kekurangan yang major. Justru dengan kehadiran teknologi yang lebih mengedepankan teori sains membuat film ini terasa realistis, tidak seperti film fiksi. Penonton lebih dibawa berpikir untuk mencari solusi dibandingkan fokus dengan teknologinya.
Tokoh Darius Tanz yang Mirip dengan Tony Stark
Saat pertama kali melihat sosok Darius Tanz, di sini akan langsung teringat sosok Tony Stark. Sifat dan penokohannya sangat mirip, meski tidak sama persis. Di sini Darius Tanz punya karakter yang slengean seperti Tony Stark, melakukan segala sesuatu seenaknya, tidak mempedulikan aturan. Mirip kan?
Bahkan saat Darius ditentang soal peluncuran roket, ia memaksakan diri untuk terus lanjut hingga 'memanfaatkan' Grace demi tercapainya tujuannya.
Dan yang bikin Darius mirip dengan Tony adalah otak cerdasnya. Darius selalu memberikan inovasi terbaru soal teknologi, mirip seperti Tony Stark yang gemar punya terobosan baru dalam bidang tekno. Nah, satu hal lagi yang membuat keduanya mirip, kepemilikan perusahaan teknologi. Ya, Darius punya perusahaan TANZ yang bergerak di bidang teknologi, sama seperti Stark Industry kan?
Tapi, keduanya tetap punya sedikit sifat yang berbeda. Kalau yang aku lihat, Darius pembawaannya lebih kalem nggak terlalu rebel. Bahkan, dia masih agak lembut dibandingkan Tony Stark. Karakter Stark terlihat lebih kuat dibanding Darius, akhirnya Darius punya sisi karakter unik tersendiri yang membuatnya beda dengan Tony Stark.
Salvation salah satu seri Netflix bertemakan sci-fiction yang menarik. Meski agak dipusingkan dengan intrik politiknya, tidak membuat film ini mengurangi sisi serunya dan justru bikin ingin menonton terus-terusan sampai akhir.
Sebagai saran, jika menonton ini lebih baik fokus pada alur dan ceritanya, jangan sambil multitasking. Karena, miss satu adegan maka akan membuat kamu bingung untuk mengikuti alur ceritanya. So, ada yang sudah pernah nonton film ini?
Keren kak.. skrg udah episode ke berapa?
ReplyDeleteYuk mampir ke sini:
http://muslimproduktif.com
Sekarang udah sampe season 2, tapi masih gantung. bakal ada season 3 kayanya..
DeleteKeren kak.. skrg udah episode ke berapa?
ReplyDeleteYuk mampir ke sini:
http://muslimproduktif.com
Keren kak, enak dibacanya pokonya sukses terus buat kaka
ReplyDeleteTerimakasih, sukses juga buat kamu ya
DeleteKeren... Semangat teruss...
ReplyDeleteTerimakasih~
Delete